Bukan Lagu Anak Biasa, Album Generasi 10 Bali Kumara Sarat Pesan Moral

IMG-20250623-WA0006
Generasi 10 Bali Kumara yang terdiri dari 19 anak dari TK hingga SMA, siap meluncurkan album pada 3 Juli 2025 di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar.

GIANYAR-fajarbali.com | Sanggar Seni Cressendo Bali “Griya Musika Sukawati”, yang bediri sejak 2008 merupakan wadah atau tempat anak-anak untuk membina, mengasah, dan mengembangkan bakat musiknya dari tingkat dasar, pengembangan, sampai pada tingkat profesional baik dalam bernyanyi maupun memainkan alat-alat musik.

Tahun 2025 ini, Cressendo kembali melahirkan 19 anak-anak bersuara emas sebagai generasi ke-10 yang lahir lewat rahim Cressendo Bali. Launching album Bali Kumara Generasi ke-10 ini bakal berlangsung di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Kamis (3/7/2025), mulai pukul 17.00 Wita.

Komang Darmayuda, Pengasuh Sanggar Seni Cressendo Bali, menjelaskan, Bali Kumara Generasi ke-10
Pada tahun 2024-2025 ini merupakan produksi Album Bali Kumara Generasi ke-10 yang terdiri dari 19 orang anak.

Kata Darmayuda, Bali Kumara Generasi ke-10 ini merupakan kumpulan anak-anak yang cukup banyak usia Sekolah dasar, namun mereka cerdas, aktif, kreatif, dan berbudaya. Mereka memiliki musikalitas yang baik, dan rata-rata memiliki berbagai prestasi dan kemampuan menari Bali, fasion, baca puisi, secara baik pula.

Menurut dia, hal ini sangat menunjang dalam pembuatan video klip yang disertai koreografi dan latar tarian. Dalam penampilan saat launching nanti mereka juga dituntut bisa melakukan olah gerak untuk mendukung rasa dan jiwa lagunya masing-masing.

"Dengan dukungan maksimal dari orang tua terhadap anak-anak talented ini, disamping cakap dalam bernyanyi, juga mampu berprestasi dibidang pelajaran, dan dibidang seni-seni yang lain," ungkap Darmayuda, di sela konferensi pers, di Warung Jambe Bogasari, Tegal Temu, Batubulan, Sukawati, Gianyar, Minggu (22/6/2025). 

Adapun proses dari Album Bali Kumara Generasi 10 ini sudah dimulai sekitar bulan Agustus 2024. Pertama dengan mengadakan rapat para orang tua yang membahas tentang proses pembuatan album Bali Kumara 10.

BACA JUGA:  Panglukatan Tiga Warna Ratu Niang Jero Gerembeng, Terdapat Goa dan Air Terjun, Eksis Sejak Zaman Belanda

"Setelah kesepakatan-kesepakatan dipahami secara bersama-sama, maka mulailah pembuatan lagu untuk masing-masing personilnya, sesuai kharakter vokal anak yang sudah diperdengarkan dihadapan tim pencipta lagu Bali Kumara," imbuh Darmayuda.

Bulan Januari 2025, beberapa lagu telah berhasil diciptakan dan dilatih oleh anak-anak bersama masing-masing pencipta lagunya. Bersamaan dengan itu pula aransemen musik sudah digarap apik oleh tim aranger Bali Kumara Gen 10.

Sesi selanjutnya adalah melakukan rekaman suara (take vokal) di beberapa studio diantaranya di Studio Cressendo, Studio Komang Raka, Studio Gede Yudis, dan Studio Putu Lukita yang sekaligus sebagai penata/arranger musiknya.

Memasuki bulan Feb 2024, bagi anak-anak yang sudah selesai take vokal, melakukan olah gerak atau pelatihan koreografi dan gestur kepada tim koroe.

Sekitar Bulan Maret pada minggu pertama, anak-anak sudah siap melakukan shooting video klip untuk lagunya masing-masing. Pembuatan Video klip ditangani oleh 3 maestro videografer Bali yakni: Yong Sagita 6 klip, Yasa Sega 7 klip, dan Rafly menagani 6 klip.

Dengan ditangani oleh 3 videografer, proses pembuatan video klip menjadi lebih cepat. Setiap hari minggu anak-anak bisa dishooting 3 orang di lokasi yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan antara orang tua, talent, dan video grafernya.

Dengan lokasi shooting yang berbeda-beda, anak-anak menjadi mengenal banyak objek wisata, baik itu wisata alam, Pura, danau, gunung yang ada di pulau Bali yang begitu indah.

Shooting Thame Song Lagu BK 10 yang dinyanyikan oleh semua anak dilakukan pada tanggal 11 Mei 2025 di berbagai tempat di Bali. Akhirnya pada 12 Mei, semua proses pembuatan video klip rampung.

Terkait materi lagu Bali Kumara Generasi ke-10 ini, ia menjelaskan tidak semuanya merupakan lagu anak-anak, namun ada banyak lagu yang bersifat umum baik dari pesan lagunya maupun alunan melodinya yang bisa dinyanyikan oleh berbagai kalangan.

BACA JUGA:  Berlanjut, Aktivasi Penguatan Budaya di Delapan Desa Kawasan Lanskap Subak Catur Angga Batukaru-Mengwi

Dalam perkembangannya, lagu-lagu Bali Kumara sering dinyanyikan dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Sama halnya dengan lagu Indonesia Pusaka, Satu Nusa Satu Bangsa, dll yang bisa dinyanyikan oleh anak-anak sampai pada orang dewasa.

"Lagu-lagu dalam Album Bali Kumara 10 ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai adiluhung kepada anak-anak Bali yang akan menjadi Pewaris Jagat Bali di masa mendatang. Lagu-lagu Bali Kumara 10 ikut juga ambil andil dalam pelaksanaan program pemerintah yaitu berkepribadian dalam kebudayaan, demi tercapainya kebahagiaan bersama," kata Darmayuda.

Materi lagu yang dikemas merupakan upaya untuk menyiapkan anak-anak Bali yang berkepribadian kokoh dengan kebaliannya, sehingga nantinya mampu menjadi Pewaris Jagata Bali yang cerdas, kreatif, dan berbudaya.

Kental dalam karakter Balinya dan luhur terhadap nilai pesan yang disampaikan, diharapkan akan mampu membuat anak-anak Bali memahami, mencintai, mengimplementasikan, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Balinya.

Ia berpendapat, pembentukan karakter sangat penting dan diutamakan dalam lagu-lagu Bali Kumara. Dengan memiliki kharakter yang kuat sebagai orang Bali, nantinya mereka akan mampu meneruskan cita-cita para leluhurnya dalam menjaga dan mengajekan Bali secara utuh, tidak mudah terombang-ambing oleh kemajuan jaman dan derasnya arus globalisasi.

Nama-nama Artis Bali Kumara Generasi ke-10, yakni, Putu Gauri Hindhu Parshva, dengan lagu Parhyangan Suci, Dewa A A Istri Mutiara Pradnyasuari Pemayun, judul lagu Pengrastitin Tityang, Ni Putu Melyn Iswari Dewi, judul Lagu Nandurin Karang Awak.

Ni Luh Ketut Devia Dikan Astiti dengan lagu Ibu Sekadi Bulan, Putu Kalya Aristina Prabaswari dengan lagu Melajah Magending, I Kadek Arya Bagus Pramana Putra, membawakan lagu Bendega, Putu Gena Anditya Anggas, judul lagu Tresnan Ibu.

Ni Komang Amelia Afni Cyanthika, judul lagu Hyang Dewi Laksmi, I Gusti Ayu Sri Ratih, judul lagu Luwih Maguna, Anak Agung Istri Cahaya Ariskayana Putri, membawakan Wayan Godongan , Ni Putu Gauri Natha Arsikayla, membawakan lagu Bali Luhur ning Dharma.

BACA JUGA:  HPS Gelar Soul of Sanur, Pamerkan 56 Karya

I Gusti Ayu Mas Andina Premasanti, membawakan lagu Ida Sang Bang, I Gusti Ayu Agung Asri Maheswari, membawakan lagu Pengeraksa Nusantara, Ni Ketut Elva Elysia Putri membawakan lagu Tiyuk Puntul, Dewa Ayu Laut Vidya Adnyana, membawakan Taksu Bali Dwipa.

Putu Sri Gyantari, membawakan Taksu Kembang Waru, Ni Putu Alishya Kayla Yoli, membawakan Sabdaning Bhuwana, Ni Putu Nandita Iraswati, membawakan I Bungan Sandat, dan Ni Putu Paramita Sanjiwani, membawakan lagu Bali Mula ring Bali.

Persembahan Mahakarya dari Sanggar Cressendo dapat terwujud berkat adanya sinergi dan kerjasama yang amat baik dengan para pakar yang terhimpun dalam tim kreatif.

Di kalangan pencipta, ada nama-nama yang tergolong maestro, Komang Raka, I Komang Wahyu Prasetya, Putu Lukita Wiweka NP, dan I Komang Darmayuda dibantu Luh Siartini selaku pembuat lirik.

Penggarap musik; Dewa Sujana Punk Kwala Band, Komang Raka, dan Putu Lukita Wiweka, Gede Yudistira, dan Komang Bagus Bala. Pembuat video klip Yong Sagita, Rafly, dan Yasa Sega.

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top