BKKBN Gugah Kesadaran Pria Ber-KB

IMG_20241008_210629

Loading

SOSIALISASI-Sosialisasi pencanangan KB untuk kelompok pria di Desa Awan, Kintamani, Bangli. 

 

BANGLI -sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com |Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, menggugah kesadaran kaum pria dalam ber-KB. Program ini pun dicanangkan di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Selasa 8 Oktober 2024.
 
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., MARS., di sela sosialisasi menjelaskan, pengendalian penduduk melalui penurunan Total Fertility  Rate (TFR) atau jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita pada masa reproduksinya, menjadi sangat penting dan sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. 
 
"TFR yang diharapkan adalah 2,1 pada tahun 2024, sedangkan berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, mengalami penurunan dari angka 2,6 pada tahun 2012 menjadi 2,4 pada tahun 2017," kata dr. Luh De. 
 
Berdasarkan Laporan Penghitungan IKU BKKBN tahun 2021, menunjukkan bahwa TFR mengalami penurunan menjadi 2,24. Upaya untuk menurunkan TFR adalah dengan meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi. 
 
Pada saat ini pemakaian alat kontrasepsi masih dibebankan kepada wanita. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya persentase pria yang memakai kontrasepsi dibandingkan dengan persentase wanita yang memakai alat kontrasepsi.
 
Ia melanjutkan, hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah yaitu kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomisebesar 0,2 persen.  Berdasarkan data Statistik Rutin BKKBN tahun 2021 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB yaitu kondom sebesar 3,24 persen dan vasektomi sebesar 0,47 persen. 
 
Kesertaan KB Pria termasuk salah satu indikator kinerja yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020-2024. Dalam lima tahun Renstra tersebut diharapkan pencapaian kesertaan KB Pria meningkat sebesar 5,73 persen dengan peningkatan 0,2 persen per tahun. 
 
Persentase kesertaan KB Pria merupakan cakupan peserta aktif KB Pria yang diperoleh dari jumlah peserta aktif KB Pria (MOP dan kondom) dibandingkan jumlah peserta aktif mix contraception.
 
Ia menyebut, capaian persentase kesertaan KB Pria tahun 2023 sebesar 3,08 persen atau sekitar 55,69 persen dibandingkan target yang ditetapkan yaitu 5,53 persen. 
 
Kondisi ini disebabkan oleh berbagai alasan, antara lain, adanya pandangan bahwa KB adalah urusan wanita, adanya peminat KB Pria yang belum terlayani, pilihan kontrasepsi pria yang masih sedikit, terbatasnya tenaga medis dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat melayani vasektomi.
 
Kemudian masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran pria untuk ber-KB serta adanya rumor negatif tentang KB Pria, dam masih kurangnya dukungan tokoh masyarakat/tokoh agama/tokoh adat terhadap KB Pria.
 
Untuk itu, dr. Luh De menyatakan, pentingnya upaya berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta advokasi mengenai pentingnya KB Pria kepada seluruh tingkatan masyarakat tidak pernah berhenti sehingga pengetahuan masyarakat tentang KB Pria bertambah. 
 
Kelompok KB Pria merupakan wadah pembinaan peserta aktif KB Pria baik akseptor kondom maupun akseptor vasektomi. Kelompok ini berperan penting dalam peningkatan kesertaan KB Pria terutama vasektomi sebagai salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) bagi pria. 
 
Kelompok ini juga berpotensi untuk menjadi sasaran pengembangan upaya
pemberdayaan ekonomi keluarga dalam bentuk kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
 
"Kami sangat mengapresiasi pemerintah Desa Awan yang telah menginisiasi pembentukan kelompok KB Pria. Semoga dengan pembentukan kelompok KB Pria akan semakin memotivasi dan meningkatkan partisipasi pria dalam kesertaan ber-KB. Besar harapan saya, kelompok KB Pria Desa Awan akan semakin berkembang kedepannya dengan berbagai kegiatan dan inovasi," ujarnya. 
 
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Bangli, Ni Made Ariani, mengatakan, Desa Awan merupakan salah satu desa yang maju di wilayah Bangli, terutama dari sisi pembangunan fisik. 
 
Namun ia mengingatkan, pembangunan fisik juga perlu diimbangi dengan pembangunan lainnya, seperti ekonomi dan pendidikan. Untuk itu ia menyambut baik kegiatan pencanangan kelompok KB Pria tersebut. 
 
"Mohon dimaklumi beban ibu-ibu sudah cukup berat. Dari mengandung, melahirkan, merawat dan menyusui. Sudah saatnya bapak-bapak membantu meringankan beban ibu-ibu," kata Ariani. 
 
Perbekel Desa Awan Ketut Dhana Arta, menambahkan, pemberdayaan menjadi salah satu program yang kurang populer bagi setiap kepala pemerintahan, dari tingkat pusat sampai desa. Namun dia berani keluar dari "mindset" tersebut demi pembangunan kualitas sumber daya manusia ke depan. 
 
"Biasanya pemimpin itu, dilihat dari pembangunan fisik yang terlihat megah, aspal hotmix, gedung mewah dan yang lainnya. Tapi kami berani keluar dari zona itu. Kami mencanangkan beberapa program pemberdayaan di Desa Awan," ungkap Dhana. 
 
Sebagai langkah awal, Dhana berharap kehadiran BKKBN Bali dan PMDPPKB Bangli mampu memberikan sosialisasi yang lugas terkait KB Pria agar tercipta satu kesatuan pandangan. Sebab, masih adanya beberapa anggapan yang berkembang di masyarakat soal KB Pria. 
 
"Misalnya kalau pria memakai KB dibilang takut sama istri. Katanya dikebiri dan sebagainya. Jadi pandangan ini harus kita satukan dulu agar tercapai target sesuai harapan," pintanya. 
 
Tidak hanya soal KB Pria, menurutnya, perbekel sebagai ujung tombak lapangan pelaksanaan program dari pemerintah pusat dan daerah, harus terus mendapatkan sosialisasi yang jelas sebelum program itu dilaksanakan. (gde)
Scroll to Top