TABANAN – fajarbali.com | Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Nyoman Putra menjelaskan bahwa di tahun 2019 ini ada tiga SD yang mendapatkan anggaran untuk pembangunan ruang perpustakaan. Pada tahun 2019 ini ada 3 Sekolah Dasar (SD) di Tabanan yang digelontor anggaran untuk pembangunan perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan yang representatif, diharapkan dapat mendorong dan menumbuhkan minat siswa terhadap literasi.”Dananya bersumber dari DAK sebesar Rp 200 juta per sekolah,” ujarnya Rabu (4/12/2019).
Adapun ketiga SD tersebut adalah SDN 3 Luwus, SDN 8 Dajan Peken dan SDN 2 Pandak Gede. Dengan pembangunan tersebut, pihaknya pun berharap agar sekolah dasar tersebut memiliki gedung perpustakaan yang refresentatif dimana perpustakaan memiliki fungsi yang vital yakni diantaranya menimbulkan kecintaan siswa untuk membaca dan mendukung program literasi baca tulis di sekolah. “Serta dengan banyak membaca dapat menambah wawasan dan pengalaman siswa, dan tentunya dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri dan dapat mempercepat penguasaan teknik membaca,” tegas Putra.
Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Wayan Madra Suartana mengatakan jika untuk di SMP Negeri hampir seluruhnya sudah memiliki perpustakaan tapi tidak semua memiliki pustakawan. Sehingga masih banyak menggunakan guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagai petugas perpustakaannya karena guru yang bersangkutan kekurangan jam mengajar untuk melengkapi administrasi mengajar minimal 24 jam.
Namun yang sangat mencolok adalah perpustakaan di SD Negeri, dimana terlihat masih perlu diperjuangkan keberadaannya. “Karena kalau pengetahuan pengelolaan memang bisa dibantu dari Dewan Pendidikan tapi tempat dan bukunya memerlukan penanganan khusus dari Pemda,” tegasnya.
Dan kondisi di lapangan masih banyak SD yang menggunakan ruangan pojok kelas sebagai ruang baca. Disamping itu, kebanyakan SD tidak memiliki petugas khusus perpustakaan apalagi pustakawan sehingga menurutnya kondisi itu sangat memprihatinkan. “Karena kondisi itu, rencana kita menggelar lomba perpustakaan di tingkat SD sementara ditunda dulu karena tahun 2019 hanya baru SMP yang dilombakan untuk memberikan motivasi meningkatkan kualitas pengelolaannya,” imbuh Madra.
Pihaknya pun kedepan akan mengupayakan agar bisa melakukan bimtek dengan sertifikat yang setara dengan pengakuan pustakawan. “Sebab kasihan sekolah yang sudah baik perpustakaannya tapi tidak memiliki pustakawan, karena itu suatu hal yang penting juga,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari sekitar 500 SD di Tabanan, 87 diantaranya ruang perpustakaannya mengalami rusak ringan, 3 rusak sedang, 3 rusak berat dan 2 rusak total, sedangkan yang dalam kondisi baik ada 66 sekolah. (kdk).