KLUNGKUNG | sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com
Seniman teater April Artison asal Klungkung meluncurkan buku kumpulan puisi "Renjana". Peluncuran ditandai dengan Pesta Renjana di Gunarsa Museum, Sabtu (9/9/2022) malam. Sejumlah pegiat seni dan sastra hadir dalam peluncuran buku, seperti Prof Dibia, IB Martin, budayawan Wayan Westa, penulis Gede Aryantha Soetama, Ngakan Kasub Sidan, Mira WW Astra dan sejumlah seniman-sastra lain.Â
Â

Â
Sebelum sesi peluncuran buku, didahului dengan musikalisasi puisi oleh siswa SMAN 2 Semarapura, yang dilanjutkan dengan Diskusi berkait buku puisi Renjana. Arpil Artison dalam pengantar pembuka menyebutkan puisi tersebut disusun dalam rentang 2016-2023. "Perkenalan dengan puisi jauh sebelum saya menulis puisi. Selain menekuni dunia peran, saya juga membacakan puisi dalam berbagai kesempatan," jelas April Artison. Pun akhirnya di Tahun 2016 mulai menuliskan puisi dan ditekuni sampai kini. April Artison sebagai pegiat teater, juga memiliki alasan tersendiri saat peluncuran buku, yaitu; kembali menghidupkan khasanah sastra di Klungkung. "Klungkung sebagai pusat kebudayaan, harapan saya dengan adanya peluncuran buku ini, bisa memantik seniman sastra lain untuk ikut tumbuh dan berkembang," harapnya. Sekaligus juga menjalankan amanah dari almarhum Nyoman Gunarsa, melanjutkan aktivitas seni dan budaya di Museum Gunarsa.Â
Â
Acara diskusi dipandu oleh penyair Wayan Jengki Sunarta dengan pembicara Made Sujaya, IB Widiasa Keniten dan dosen filsafat Tommy F Awuy. Sujaya dalam pengantar diskusi menyebutkan tema dari puisi April adalah kecemasan yang didominasi dengan kata rindu. "Imaji yang dibangun adalah metafora yang kuat, terutama dalam soal tubuh dan rumah. Ada kemungkinan lewat puisi juga ingin membebaskan diri dari persoalan rumah dan tubuh," jelas Sujaya. Ditambahkan, April mencoba merawat semuanya atau menemukan pembebasan lewat puisi. "Sehingga menampak, April menelanjangi dirinya melalui puisi-puisi dalam Renjana," tutup Sujaya.Â
Â
Pembicara kedua, IB Widiasa Keniten juga menyebut yang kurang lebih sama. Penulis perempuan sangat jarang, sehingga dengan hadirnya April Artison dunia sastra peremt lebih hidup. "Lewar puisi April Artison menemukan jati dirinya," jelas IB Keniten.Â
Â
Dosen Filsafat Tommy F Awuy menyebut dengan membaca puisi-puisi April, bisa jadi sebagai aroma kekuatan perempuan Bali. "Dalam puisi selalu nampak dua hal, tubuh dan rindu. Apakah sebagai gairah yang meletup-letup, birahi relasi seksual dan terpuaskan," beber Tommy F Awuy. Konsep tubuh kaitan dengan sastra, menurutnya bagaimana tubuh di imajinasi melalui rindu. "April juga cukup berani bicara soal kematian, dan melepaskan kata, dimana puisi adalah rumah, rumah adalah tubuh dengan pendekatan tubuh yang merindu-ingin terpuaskan," jelasnya lagi. Diakhir diskusi ditutup dengan kata kunci, dalam tubuh yang pintar terdapat jiwa yang pintar.Â
Â
Usai sesi diakusi, dilanjutkan dengan pesta baca puisi karya-karya April Artison. Gede Artison Andarawata yang akrab dipanggil Soni, mewakili keluarga besar Nyoman Gunarsa sangat berterima kasih dengan kehadiran seniman dan sastrawan, hadir dalam peluncuran buku Renjana. "Seperti pesan almarhum (Nyoman Gunarsa), agar kegiatan seni dan budaya terus berkelanjutan sehingga memperkaya khasanah kebudayaan di Bali," harapnya.sar