Dua Orang Tewas Tergulung Ombak di Pantai Klingking

Loading

SEMARAPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Keganasan ombak di perairan Nusa Penida, Klungkung kembali menelan korban. Seorang wisatawan domestik, Nur Aisyah Putri Sari (22) warga Jalan Sutra Hasanudin 17, Desa Padang padang Kecamatan Sumba Opu, Makasar, Sulawesi Selatan meninggal dunia pasca tergulung ombak di objek wisata Pantai Klingking, Minggu (24/10/2021).

Naasnya, sopir yang juga memandu wisatawan tersebut, yakni Putu Suasta (30) alamat Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida yang hendak menolong juga ikut terseret ombak. Sosok Suasta sempat hilang, hingga akhirnya pada Senin (25/10) siang, ia berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Mulanya, korban Nur Aisyah Putri Sari (22) berlibur ke Nusa Penida bersama temannya, Ifriani (29) alamat Jalan Gunung Merapi Lorong 86 A No 4, Kecamatan Ujung Pandan. Setelah mempuh berjalanan melalui Pelabuhan Sanur, keduanya tiba di Nusa Penida pada Minggu (24/10) pukul 09.00 Wita. Selanjutnya, korban bersama temannya  berwisata ke Broken Beach dan Klingking Beach diantar oleh sopir, Putu Suasta. Sekitar pukul 15.30 Wita, keduanya sampai di Pantai Klingking dan langsung berfoto di bagian atas. Melihat keindahan pantai, sekitar pukul 17.00 Wita, mereka lantas memutuskan menuruni anak tangga dan menuju ke pantai.

Ketika asik berfoto dan bermain pasir, Ifriani sempat mengingatkan korban agar tidak terlalu ke tengah. Namun, beberapa saat kemudian terdengar teriakkan korban. Rupanya korban sudah tergulung ombak. Melihat kejadian itu, Ifriani spontan berupaya menarik tangan temannya, tapi sia-sia, ombak besar kembali menggulung korban. Kemudian sopir yang mendampingi mereka juga ikut berupaya menarik korban, dan kembali tidak membuahkan hasil. Bahkan, sang sopir (Putu Suasta) justru ikut terseret ombak dan menghilang.

Warga sekitar yang mendapat informasi terkait peristiwa tersebut juga langsung ke lokasi. Sayangnya, saat korban sudah bisa ditarik ke pinggir pantai, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan, sopir (Putu Suasta) hingga malam hari belum berhasil ditemukan. "Berdasarkan keterangan Ifriani (teman korban), pada saat itu, mereka sedang bermain di pantai dan juga berfoto, namun  tak sadar ombak tinggi sehingga menerjang korban. Guide sekaligus sopir yang mengantar wisatawan untuk mengunjungi  Pantai Klingking ikut membantuk menarik tangan korban, kemudian datang ombak besar sehingga guide tournya pun ikut terseret ombak hingga belum ditemukan sehingga kita tetap bersama dengan instansi terkait melakukan perncarian," ujar Kapolsek Nusa Penida, AKP I Gede Sukadana seraya mengatakan pasca menerima laporan dari warga, personel Polsek Nusa Penida bersama dengan Tim BPBD Nusa Penida langsung menuju ke tempat kejadian perkara untuk  melakukan pencarian sekaligus membantu mengevakuasi korban yang meninggal dunia.

Menurut AKP Sukadana, proses evakuasi jenazah korban ke atas cukup sulit. Lantaran lokasi Pantai Klingking berada jauh di bawah. Yakni sekitar 300 meter dari atas tebing. Lokasinya juga curam dan terjal. "Lokasi Pantai Klingking memang jauh di bawah, sekitar 300 meter dari atas. Tapi jenasah korban sudah berhasil dievakuasi ke atas dengan cara ditandu malam itu juga," kata Kapolsek.

Sementara, untuk proses pencarian pemandu wisata masih terus dilanjutkan oleh Tim SAR gabungan hingga Senin (25/10). Pencarian tidak hanya dilakukan di sekitar TKP, tetapi juga ke perairan sekitar Nusa Penida. Kerja keras warga dan Tim SAR gabungan rupanya membuahkan hasil. Siang hari, warga bersama Tim SAR melihat ada sosok tubuh yang mengambang di sekitar
Teluk Klingking. Sayangnya, saat ditemukan Putu Suasta sudah dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korbanpun langsung dievakuasi ke RS Gema Santi Nusa Penida.

Perbekel Bunga Mekar, Wayan Yasa mengatakan, pasca hilangnya Putu Suasta, warga setempat langsung menggelar upacara keagamaan sesuai kepercayaan Umat Hindu. Termasuk juga beramai-ramai menabuh baleganjur di sekitar lokasi dan nunas baos. Hingga akhirnya pada siang hari, jenazah korban kedua ini berhasil ditemukan. " Tadi pagi kami adakan ritual susai Agama Hindu. Banten dan termasuk baleganjur dan nunas baos. Guidenya ini bisa berenang tapi kan kena gelombang yang arusnya mungkin keras saya juga kurang tahu sampai terhantam," terangnya. (dia)

Scroll to Top