Damriyasa mendulang nilai 2.645, disusul Santhyasa 1.115, dan Putu Sarjana, M.Si., dengan nilai 1.040. Dengan demikian, Prof. Damriyasa dipastikan memperpanjang masa jabatannya di Kampus Umat Hindu tersebut. Hanya saja, pelantikan resminya menunggu masa jabatan periode pertamanya 2018-2022 berakhir.
Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. Dr. phil. I Ketut Ardhana, MA., menegaskan, tidak ada kata kalah menang dalam seleksi calon Rektor Unhi. Pasalnya, Unhi adalah lembaga pendidikan tinggi, bukan lembaga politik.
"Siapa pun yang menang adalah kemenangan kita bersama. Sebab tugas kita sama, yakni bagaimana membawa Unhi lebih maju ke depan," jelas Ardhana usai pengumuman hasil seleksi kandidat Rektor Unhi, Sabtu (9/10/2021) di Kampus Unhi.
Ia melanjutkan, proses pengisian jabatan Rektor Unhi periode 2022-2026 dilakukan melalui proses seleksi, bukan melalui proses pemilihan. Proses seleksi ini pun dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penjaringan, seleksi dan penetapan. Bahkan, pada masing-masing tahapan ada penilaian yang objektif dan transparan.
Sebab, pengisian jabatan Rektor Unhi dilakukan berdasarkan kapabilitas bukan berdasarkan ketersediaan. Sehingga, tidak ada istilah kalah menang, namun semua kandidat calon rektor menang untuk bersama-sama memajukan Unhi Denpasar ke depanyan.
Ia berharap, proses seleksi pemilihan rektor Unhi mampu menjadi panutan bagi perguruan tinggi lainnya dan masyarakat, bahwa dalam memilih pemimpin tidak ada yang namanya persaingan yang akan memunculkan kubu oposisi dan kubu koalisi di Perguruan Tinggi.
Ardhana berharap, rektor terpilih menyusun program-program unggulan dan mencanangkan bagaimana cara mencapai program sebelumnya yang belum sempat tercapai. Oleh karena itu, pihak Yayasan akan membuat kontrak kerja untuk rektor terpilih. Kontrak kerja ini mencakup berbagai kekurangan yang ada sebelumnya agar rektor terpilih mampu menyiasatinya. Dengan harapan semua program untuk kemajuan Unhi ke depan mampu tercapai sesuai harapan dan kontrak kerja yang ada.
Dikonfirmasi usai pengumuman, Damriyasa, mengatakan tahapan untuk mengembangkan Unhi Denpasar telah didesain sejak dirinya terpilih menjadi Rektor Unhi periode pertama (2018-2022). Dimana, tahapan pertama fokus pada penguatan tatakelola, kualitas, dan reputasi Unhi Denpasar. Pada tahapan kedua ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana jebolan Jerman ini akan fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Prof. Damriyasa, 99 persen kualitas perguruan tinggi ditentukan oleh kualitas SDM. Yaitu, dosen, mahasiswa , dan tenaga kependidikan. Apalagi, aset yang dikelola perguruan tinggi adalah intelektualitas dari sumber daya yang dimiliki. Untuk itu, Unhi yang merupakan perguruan tinggi swasta yang hampir 90 persen bergantung dari sumber pendanaan masyarakat melalui SPP tentu harus mampu meningkatkan daya tarik masyarakat agar lebih banyak belajar di Unhi.
"Selain itu, juga harus bisa mengattack sumber-sumber pendanaan lainnya. Sehingga, apa yang menjadi program bersama untuk kemajuan Unhi bisa terwujud," kata Guru Besar Kesehatan Hewan jebolan Jerman ini. (Gde)