64 Lansia Buleleng Diwisuda, Buktikan Usia Bukan Penghalang untuk Berkarya

IMG-20250917-WA0012
Sebanyak 64 warga lanjut usia (lansia) dari Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, dan Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, resmi diwisuda pada Selasa (17/9/2025) dalam acara Wisuda Sekolah Lansia “Mandiri” dan “Werda Kerthi” yang digelar di Gedung Wanita Laksmi Graha. 

SINGARAJA-fajarbali.com | Sebanyak 64 warga lanjut usia (lansia) dari Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, dan Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, resmi diwisuda pada Selasa (17/9/2025) dalam acara Wisuda Sekolah Lansia “Mandiri” dan “Werda Kerthi” yang digelar di Gedung Wanita Laksmi Graha. 

Acara penuh suka cita ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi para wisudawan, tetapi juga masyarakat setempat yang menyaksikan semangat belajar tanpa batas dari para orang tua mereka.

Sejak diresmikan pada 7 November 2024 lalu, Sekolah Lansia hadir untuk mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat).

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada 2024 mencapai 828.156 jiwa. Dari angka tersebut, sekitar 12,85% atau setara 106.450 orang adalah penduduk usia lebih dari 60 tahun. Jumlah ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 8 warga Buleleng adalah lansia.

Dengan populasi lansia sebesar itu, keberadaan sekolah lansia di Desa Pegayaman dan Desa Penglatan memang baru langkah kecil, tapi punya arti yang sangat besar. Dua sekolah ini bisa membuka jalan agar para lansia memiliki wadah untuk tetap sehat, aktif, produktif, dan mandiri. 

Dibandingkan dengan jumlah lansia yang ada, 64 wisudawan memang belum seberapa, tapi mereka adalah bukti nyata bahwa pendidikan sepanjang hayat bukan sekadar slogan.

Inisiatif ini juga menegaskan bahwa isu lansia sudah tidak bisa dipandang sebelah mata. Jumlah mereka yang terus bertambah harus diimbangi dengan program yang mampu menjaga kualitas hidup di usia senja. 

Sekolah lansia hadir menjawab tantangan itu—mendorong agar masa tua bukan hanya soal melewati waktu, tetapi juga menjadi fase hidup yang penuh warna, bermakna, dan tetap berdaya.

Lansia Harus Tetap Bersemangat

BACA JUGA:  Tari Rejang Renteng SMPN 2 Denpasar

Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya sekolah lansia sebagai sarana agar para lansia tetap sehat, produktif, dan mandiri.

“Lansia harus tetap bersemangat. Dengan adanya sekolah lansia, mereka bisa menjaga kesehatan, tetap produktif, dan mandiri,” ujarnya.

Menurut Bupati, sekolah lansia memberikan 12 kali pertemuan dengan berbagai materi, mulai dari psikologi, medis, kesehatan, hingga agama. Kegiatan ini dinilai efektif mencegah kemunduran daya ingat melalui rutinitas belajar, bertemu, dan bertukar pikiran. 

“Aktivitas fisik juga harus dibiasakan, seperti berjalan kaki. Bagi yang masih sehat, bisa melatih refleks dengan berkendara. Dengan begitu, lansia tidak cepat pelupa,” tambahnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, dalam sambutannya menyatakan bahwa para wisudawan adalah bintang yang membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk terus belajar. Semangat mereka menjadi inspirasi bahwa lansia bisa tetap sehat, bahagia, dan bermakna bagi keluarga, masyarakat, bahkan bangsa. 

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Buleleng, perangkat desa, para pengajar, fasilitator, dan mitra kerja yang telah mendukung sehingga sekolah lansia dapat berjalan sebagai wadah untuk mewujudkan masa tua yang bermartabat,” ujarnya.

Sekolah lansia menghadirkan beragam materi pembelajaran, mulai dari pembinaan spiritual, gizi lansia, pencegahan osteoporosis, terapi penyakit degeneratif, hingga penguatan fungsi kognitif dan psikologis. 

Para peserta juga diajak aktif berolahraga, mengembangkan hobi, memanfaatkan teknologi, serta belajar keterampilan praktis seperti budidaya cabai rawit metode tabulapot. Nilai sosial dan keluarga diperkuat melalui 7 Dimensi Lansia Tangguh dan 8 Fungsi Keluarga, ditambah kegiatan rekreasi, tirta yatra, dan Dharma Wacana. 

Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan wisuda sebagai wujud apresiasi atas semangat para lansia untuk tetap sehat, produktif, dan bermartabat.

BACA JUGA:  Mahasiswi UPMI Sabet Runner Up 1 Duta Genre Denpasar

Wadah yang Sangat Bermanfaat

Mewakili para wisudawan, bu Hartati menyampaikan rasa syukur sekaligus kesan mendalam atas keberadaan sekolah lansia. “Sekolah ini menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi kami untuk terus belajar dan berkembang, meskipun usia tidak lagi muda. Kami belajar membenahi diri, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan lansia yang sehat, aktif, produktif, serta bermartabat,” ungkapnya. 

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, para pengurus, serta pendamping yang telah memberikan dedikasi dan perhatian penuh selama proses belajar. “Kepada teman-teman seperjuangan, mari kita terus semangat belajar. Usia bukanlah halangan untuk bertumbuh dan berkarya,” pesannya.

Rasa haru dan bangga tampak dari wajah para wisudawan yang telah membuktikan bahwa semangat belajar sepanjang hayat benar-benar hidup di usia senja. Dukungan keluarga, perangkat desa, pengajar, fasilitator, hingga berbagai mitra kerja juga menjadi faktor penting hingga acara wisuda ini dapat terlaksana.

Wisuda ini diharapkan menjadi inspirasi bahwa kehidupan lansia tetap bisa penuh warna, makna, dan kontribusi. Lebih dari sekadar meraih ijazah, para lansia yang diwisuda membawa pesan kuat: belajar tak pernah mengenal kata terlambat.

 

 

 

Scroll to Top