GIANYAR-fajarbali.com | Empat desa dan satu kelurahan di Gianyar menerima bantuan Cash For Work (CFW) atau Program Padat Karya Tunai untuk Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Bantuan yang diterima tiap desa Rp 300 juta dengan desa penerima Desa Blahbatuh, Buruan, Keramas, Mas, dan Kelurahan Ubud. Program Cash For Work atau Program Padat Karya Tunai untuk Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) diharapkan bisa menjadi momentum terciptanya lapangan pekerjaan di tengah situasi pandemi.
Bupati Mahayastra menyebutkan, Kabupaten Gianyar yang paling terdampak akibat pandemic covid 19. Disebutkan Bupati Mahayastra, di Gianyar banyak terjadi pemutusan hubungan kerja sehingga masyarakat yang terkena PHK.
“Kita paling terdampak pandemi Covid bersama Badung dan Denpasar, dengan program ini saya sangat senang dimana dikemas dalam padat karya. Dengan program ini, bagi warga terdampak bias mendapatkan pekerjaan sementara,” jelas Bupati Mahayastra, Senin (10/5/2021) di Desa Keramas saat saat acara launching Program CFW Kotaku di Wantilan Pura Desa Keramas.
Baca Juga :
Tekan Stunting, Bappenas Salurkan Benih Padi Biofortifikasi, Hasil Panen Tidak Boleh Dijual dan Mesti Dikonsumsi
Warga Singapura Bantu Sembako Warga Ketewel, Bantuan Sembako untuk Lansia dan Anak Yatim
Program padat karya tunai merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa khususnya masyarakat berpenghasilan rendah yang terdampak covid-19 yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya dan tenaga kerja untuk memberikan tambahan atau pendapatan serta meningkatkan daya beli dan mengurangi kemiskinan.
Menurut Mahayastra melalui program CFW masyarakat berpenghasilan rendah yang ada di wilayah yang menjadi tempat program tersebut akan menjadi tenaga kerja, sehingga masyarakat bisa terlibat secara langsung dalam proses berjalannya program.
“Kita senang jika pembangunan bisa berkolaborasi antara pemerintah, desa dan masyarakat karena ini nilai keberhasilannya sangat tinggi,” imbuh Bupati Mahayastra.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali dalam sambutan yang dibacakan PPK PKP Provinsi Bali, Ketut Suartha mengatakan CFW diluncurkan melalui program Kotaku mengingat Indonesia dan Bali pada khususnya masih mengalami penyebaran covid 19 dan berdampak pada berbagai aspek termasuk kesejahteraan masyarakat, dan program Kotaku merupakan instrumen bantuan pemerintah kepada masyarakat untuk memulihkan kondisi sosial masyarakat.
“Jadi CFW merupakan perbaikan atau pemeliharaan infrastruktur berbasis masyarakat yang fokus pada masyarakat yang terdampak covid seperti PHK atau yang mengalami penurunan penghasilan,” jelas Ketut Suartha.
Dengan CFW diharapkan terwujudnya percepatan penanganan permukiman dan perumahan kumuh melalui gerakan seratus kosong seratus. Seratusnya sanitasi, kosongnya kumuh dan seratusnya lagi pelayanan air minum. Sehingga sampai tahun 2024 tercapai akses air minum 100% bagi masyarakat. Sementara itu Kepala Desa Keramas I Gusti Putu Sarjana mengatakan program CFW Kotaku sangat membantu masyarakat di samping terawatnya infrastruktur yang ada.
“Program ini sangat membantu masyarakat yang terdampak covid-19 terutama untuk warga yang berpenghasilan rendah atau terkena PHK. Selain masyarakat terbantu, juga infrastruktur jalan dan drainase di lingkungan Desa Keramas bisa dilakukan perbaikan/pemeliharaan,” pungkasnya. (sar)