307 Maba Unhi Ikuti Mahasisya Upanayana, Berakar Nilai Lokal Hadapi Persaingan Global

Unhi 1

 

FOTO: ORIENTASI-Pembukaan Mahasisya Upanayana atau PKKMB Unhi 2025/2026, Senin (25/8).

 

DENPASAR – fajarbali.com | Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, menggelar Mahasisya Upanayana atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2025/2026, Senin (25/8/2025).

Ketua Panitia Mahasisya Upanayana Putu Lakustini Cahyaningrum, S.Si., M.Si., menjelaskan, tahun ini mahasisya upanayana diikuti oleh 307 mahasiswa baru, terdiri dari 287 mahasiswa S1 reguler dan 20 mahasiswa D4 dari seluruh fakultas di UNHI.

Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Jumat, 22 Agustus 2025 dengan pembagian atribut dan pengelompokan mahasiswa baru, pawintenan sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki perguruan tinggi.

Serta pada Kamis, 28 Agustus 2025, acara dilanjutkan di fakultas masing-masing, dan ditutup dengan Tirta Yatra ke Pura Agung Kentel Gumi, Klungkung, pada Jumat, 29 Agustus 2025. Kegiatan juga melibatkan berbagai narasumber eksternal, seperti Polda Bali, BNN dan yang lain.

Lakustini menambahkan, kegiatan ini tidak sekadar seremonial, melainkan dirancang untuk memberikan bekal menyeluruh kepada mahasiswa baru.

Menurut dia, Mahasisya Upanayana di UNHI Denpasar bukan hanya sekadar orientasi mahasiswa baru, melainkan ritual akademik dan budaya yang mengakar. Sebuah tradisi yang patut dipertahankan.

Rektor UNHI, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengungkapkan tradisi ini dipandang penting untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global, tanpa melupakan identitas kultural dan spiritual.

 

“Ini adalah momentum bagi mahasiswa baru untuk mengenal dunia kampus, memahami sistem pembelajaran, dan mulai menanamkan nilai akademis sekaligus kebebasan akademik,” tegas Prof. Damriyasa.

Dengan perpaduan antara tradisi Hindu, inovasi teknologi, serta dukungan pemerintah, Mahasisya Upanayana Unhi 2025 menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam mencetak generasi unggul, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi bangsa.

BACA JUGA:  Kelompok 2 KAT UNR Bantu Permasalahan Pendaftaran NIB di Desa Peguyangan Kangin

Menurut Rektor, Mahasisya Upanayana memiliki makna yang lebih luas karena dilaksanakan di tengah masa transisi sistem pembelajaran. Unhi kini mengadopsi model pembelajaran bauran (blended learning) yang memungkinkan mahasiswa mengikuti perkuliahan secara luring, daring, maupun kombinasi keduanya.

“Selain mahasiswa reguler yang hadir secara langsung, Universitas Hindu Indonesia juga menyiapkan pembelajaran secara bauran. Jadi tidak semua mahasiswa baru bisa mengikuti Mahasisya Upanayana tahun ini secara tatap muka, karena ada yang akan berproses melalui sistem daring,” jelasnya.

Selain blended learning, Unhi menerapkan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Melalui RPL, pengalaman belajar atau kerja sebelumnya dapat diakui sebagai kredit perkuliahan.

“Kedua program ini menjadi unggulan kami dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat,” lanjutnya. Dari sisi fasilitas, UNHI telah mempersiapkan smart classroom dan learning management system (LMS) yang memadai, serta telah memperoleh rekomendasi dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII untuk menyelenggarakannya.

“Dengan sistem ini, mahasiswa UNHI siap mengikuti pembelajaran sesuai perkembangan teknologi informasi, meskipun berbasis pada pendidikan keagamaan Hindu,” ungkapnya.

Rektor UNHI juga membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk bergabung. Pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka, tidak hanya untuk masyarakat Hindu, tetapi juga bagi seluruh warga non-Hindu yang ingin menempuh pendidikan di kampus Unhi.

Lebih lanjut, ia menyoroti program Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan 28 perguruan tinggi. Program ini memberikan bantuan biaya hidup bulanan sebesar Rp. 1.400.000 bagi mahasiswa yang kuliah di Denpasar dan Badung, serta Rp. 1.300.000 untuk mahasiswa yang kuliah di Karangasem dan Buleleng.

“Ini program luar biasa untuk meningkatkan motivasi masyarakat Bali melanjutkan pendidikan tinggi. Untuk UNHI sendiri, kami menyediakan kuota 50 mahasiswa. Saat ini hampir penuh, tetapi jika ada kuota tersisa di perguruan tinggi lain, UNHI siap mengisinya,” pungkasnya.

Scroll to Top