BANGLI-fajarbali.com | Di Kabupaten Bangli 24 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dari jumlah 30 sudah dipastikan bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun ajaran 2018.
Sisanya 6 SMP tak bisa ikut karena terkendala komputer dan jaringan (5 SMP) dan 1 SMP karena belum memiliki kelas IX. Hal itu diungkapkan Kadisdikpora Bangli, I Nyoman Suteja, di kantornya, Kamis (8/2/2018).
Kadisdikpora menjelaskan, 24 SMP tersebar tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Bangli 5 sekolah, Tembuku 6 sekolah, Susut 3 dan Kintamani 7 SMP negeri dan SMP satu atap. Di Kecamatan Susut justeru sekolah yang tidak siap UNBK yakni justeru SMPN.3 Susut, lantaran terganggu jaringan dan serta sarana prasarana lainnya.Pihaknya bakal menyiapkan anggaran untuk penambahan sarana prasarana untuk kesiapan UBBK dimaksud.
Pejabat berambut putih bersih ini mengatakan tahun ini pihaknya memasang anggaran Rp 3 miliar, untuk pengadaan komputer dan servernya. Sarana-prasarana ini, akan didistribusikan ke sekolah yang melaksanakan UBNK, dengan kuota 30 persen dari sarana yang dimiliki di masing-masing sekolah. Bahkan untuk kesiapan itu pihaknya bakal melakukan koordinasi dengan perusasahaan listrik negara (PLN) dengan harapan di saat berlangsung UNBK tidak menemui kendala listrik.
“Kami bakal koordinasi ke PLN, dengan harapan tidak ada kendala di listrik saat UNBK berlangsung", ujar pejabat asal Lingkungan Sidembunut, Keluarahan Cempaga, Bangli ini.
Sementara disinggung untuk sekolah yang tidak bisa UNBK, jelas dia, mereka amasih melaksanakan Ujian Nasional berbasis Kertas Pensil yang disebut UNKP. Selain itu kegiatan Kejar Paket B juga menerapkan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) seperti halnya 5 SMP di atas. Sedangkan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB), sepenuhnya kewenangan Disdikpora Bali. “Kalau SLB, itu menjadi kewenangan Pemprov Bali", ujarnya. (sum)