World AIDS Day, Hentikan Stigma Negatif Pada ODHA 

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day diperingati pada 1 Desember setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada masyarakat terkait bahaya penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus HIV.

Pada tahun ini, hari AIDS menyerukan akses kesehatan yang merata untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA). HIV dan AIDS memiliki arti yang berbeda. HIV adalah sebutan untuk virus penyebab AIDS, yakni Human Immunodeficiency Virus. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus) adalah kumpulan gejala fisik yang terjadi akibat infeksi HIV. 

  Setiap tahunnya Hari AIDS Sedunia mengangkat tema yang berbeda. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah mengakhiri ketimpangan, mengakhiri AIDS. WHO dan mitranya menyoroti ketidaksetaraan yang berkembang soal akses kesehatan yang harusnya bisa didapat ODHA. Selain itu, Stigma HIV/AIDS masih banyak berkembang di masyarakat. Hingga saat ini, masih saja ada anggapan bahwa HIV/AIDS penyakit "kutukan" dan hanya diidap oleh penjaja seks.

  "Sebagian orang percaya bahwa HIV/AIDS bisa menular hanya dengan bersentuhan langsung dengan pengidapnya. Anggapan tersebut salah dan perlu segera dibenarkan untuk mencegah terjadinya diskriminasi pada ODHA. Jika tidak, stigma tersebut bisa membatasi hak asasi ODHA untuk mendapat pekerjaan, akses kesehatan, tempat tinggal, dan kehidupan yang layak," ujar Seksolog, dr. Oka Negara., M.Biomed FIAS, Rabu (1/12/2021).

  Oka Negara menjelaskan, hingga saat ini masih banyak informasi yang salah tentang HIV/AIDS di masyarakat. Hal ini menimbulkan stigma yang berdampak pada meningkatnya diskriminasi pada ODHA. HIV/AIDS bisa terjadi pada siapa saja. Namun, penyakit ini lebih rentan terjadi pada orang yang melakukan seks tanpa kondom, menggunakan jarum suntik yang tidak steril, dan anak yang memiliki ibu dengan status HIV positif (penularan selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui). "Jadi, kita tidak perlu takut saat berdekatan dengan ODHA karena HIV/AIDS tidak bisa menular lewat udara, termasuk melalui batuk, bersin, alat makan, toilet, jabatan tangan, dan duduk sebelahan," ungkapnya.

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Denpasar Pantau Kualitas FKTP dengan Kredensialing dan Rekredensialing

  Lebih lanjut Oka Negara menyebutkan, stigma pada ODHA bukan sekadar pemberian label negatif, tapi berdampak negatif pada kehidupan ODHA, keluarga, dan upaya pemerintah dalam mengatasi HIV/AIDS. Selain itu, stigma negatif membuat ODHA menyembunyikan status HIV positifnya dan malu untuk memeriksa kesehatannya. Akibatnya, ia tidak akan mendapat pengobatan dan perawatan yang bisa meningkatkan risiko kematian ODHA dan penularan HIV/AIDS di masyarakat.

  "Stigma pada ODHA tentu tidak bisa dibiarkan. Kesalahan informasi tentang HIV/AIDS perlu dibenarkan untuk mencegah perilaku diskriminatif pada ODHA agar tidak memperburuk kondisi ODHA. Karena seringkali, penyebab kematian ODHA bukan penyakit yang diidapnya, tetapi perilaku diskriminatif yang membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang layak," pungkasnya. (dha)

Scroll to Top