Wisuda Unhi, Dirangkai Pengukuhan Guru Besar, Buka Dua Prodi Langka

Prodi terbaru Unhi, yakni Sarjana Terapan Fisioterapi dan Sarjana Terapan Pengobatan Tradisional merupakan prodi langka di Indonesia.

(Last Updated On: )
Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S. (kiri) dan Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kolonel (Purn). Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil., mengapit lulusan terbaik dari jenjang Sarjana, Magister dan Doktor.

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar melepas sebanyak 432 orang lulusan dalam upacara Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor di Prama Sanur Beach Hotel, Selasa (21/5/2024).

Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., membeberkan, wisuda kali ini tergolong spesial, karena dilaksanakan setelah Hari Kebangkitan Nasional, dirangkai Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. I Gede Putu Kawiana, SE.,MM., serta launching dua Program Studi (Prodi) baru; Sarjana Terapan Fisioterapi dan Sarjana Terapan Pengobatan Tradisional.

“Dengan demikian, total guru besar kita sudah 13 orang. Astungkara menyusul lagi dua orang segera. Untuk prodi baru tersebut, sangat langka. Hanya ada di tiga perguruan tinggi se-Indonesia. Kita di Bali tentu lebih spesifik karena didukung kearifan lokal seperti lontar usadha serta regulasi pemerintah daerah terkait pelayanan pengobatan tradisional di tempat-tempat pelayanan kesehatan,” jelas Damriyasa.

Kembali ke wisuda, rektor merinci total wisudawan/ti yang dilepas berjumlah 432 orang, terdiri dari jenjang Sarjana (S1) sebanyak 390 orang. Berasal dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata 282 orang, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains 4 orang, Fakultas Teknik 16 orang, Fakultas Pendidikan 28 orang, Fakultas Hukum 51 orang, Fakultas Kesehatan 8 orang dan Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya 1 orang.

Berikutnya jenjang Magister (S2) /sebanyak 35 orang, berasal dari Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya 18 orang, Fakultas Pendidikan 8 orang dan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata 9 orang. Dari jenjang Doktoral (S3) swbanyak 7 orang yang dilepas. Mereka berasal dari Fakultas Ilmu Agama, Seni dan Budaya 5 orang dan Fakultas Pendidikan 2 orang.

Wisudawan terbaik untuk program S1 diraih oleh I Putu Bagus Darma Saputra, S.P.W.K., memperoleh IPK: 3,99 dengan predikat kelulusan Cum Laude pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik. Wisudawan terbaik untuk program S2 diraih oleh Anak Agung Aditya Adnyana, M.Pd., memperoleh IPK: 3,99 dengan predikat kelulusan Cum Laude pada Program Magister Pendidikan Agama Hindu. Sedangkan, wisudawan terbaik untuk program S3 diraih oleh Dr. I Ketut Suparta, ST.,M.Si., memperoleh IPK: 3,9 dengan predikat kelulusan Cum Laude pada Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan.

Guru Besar terbaru Unhi Prof. Dr. I Gede Putu Kawiana, SE.,MM. (kanan).

Unhi, lanjut rektor, saat ini memiliki mahasiswa sebanyak 3.230 orang, yang terdiri dari 1.608 orang laki-laki dan 1.622 orang perempuan. Berdasarkan jenjang pendidikan, terdiri dari 2.865 orang S1, 178 orang S2 dan sebanyak 187 orang S3.

Pihaknya mengapresiasi dan memberi penghargaan kepada para lulusan beserta keluarga, karena telah percaya dan memilih Unhi sebagai tempat untuk belajar dan meningkatkan jenjang akademiknya. Diharapkan, para lulusan agar menyampaikan kepada keluarga, teman dan andai taulan untuk memilih Unhi untuk belajar dan meningkatkan jenjang akademik.

“Kami Unhi Denpasar terus berupaya menciptakan sistem pendidikan yang inovatif, fleksibel, efektif dan efisien, sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Di tengah gonjang ganjingnya uang kuliah tunggal atau UKT pada perguruan tinggi negeri yang meroket naik, maka pilihan yang tepat adalah Unhi Denpasar dengan biaya yang sangat terjangkau dengan kualitas bersaing,” ujar Prof. Damriyasa.

Di tengah gonjang-ganjing persoalan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Damriyasa menyarankan calon mahasiswa memilih Perguruan Tinggi Swasta (PTS), khususnya Unhi karena menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas dengan biaya sangat terjangkau.

Sejatinya, menurut Damriyasa, tidak ada dikotomi antara PTN dan PTS, yang terpenting memperhatikan prodi yang akan dipilih. Jika dilihat dari segi usia, tentu Unhi sudah tidak diragukan karena sebagai pionir perguruan tinggi di Bali.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kolonel (Purn). Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil., berharap para wisudawan tidak berhenti mengembangkan ilmunya sampai disini saja, karena wisuda ini baru tahap awal dalam meniti kesuksesan.

“Jadi lulusan Unhi itu harus cerdas, jujur dan tidak pernah menyerah dengan kondisi perkembangan dunia yang semakin maju. Kita harus terus mencari ilmu pengetahuan dan terus menggali ke negeri cina,” kata Dewa Budiana memungkasi.

 

 

Next Post

Nasabah Bank Sinarmas Ngaku Rugi Ratusan Juta dari Modus Asuransi, Ancam Lapor Polisi

Sel Mei 21 , 2024
Tawarkan Iming-iming Keuntungan
IMG_20240521_183758

Berita Lainnya