DENPASAR-fajarbali.com | Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar kembali menggelar upacara wisuda bagi para lulusan Program Sarjana, Magister, dan Doktor, Sabtu (18/10) di Hotel Prama Sanur Beach.
Pada wisuda periode kedua tahun ini, UNHI melepas 340 orang lulusan yang telah menyelesaikan studinya dengan penuh dedikasi dan ketekunan.
Jumlah tersebut berasal dari berbagai fakultas dan program pascasarjana, dengan rincian sebagai berikut.
Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata (193 orang), Fakultas Teknologi Informasi dan Sains (6 orang), Fakultas Teknik (18 orang), Fakultas Pendidikan (28 orang), Fakultas Kesehatan (2 orang), serta Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya (5 orang).
Dari program pascasarjana, Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan meluluskan 7 orang , Magister Pendidikan Agama Hindu 8 orang, dan Magister Manajemen 10 orang. Sementara itu, Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan meluluskan 20 orang, serta Doktor Pendidikan Agama Hindu 4 orang.
Rektor UNHI Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh wisudawan yang berhasil menuntaskan pendidikannya di tengah berbagai tantangan zaman. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata dari semangat belajar, kerja keras, dan disiplin yang dimiliki mahasiswa UNHI.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya soal memperoleh gelar, tetapi juga tentang membentuk karakter, etika, dan kemampuan untuk memberi kontribusi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut, UNHI memberikan penghargaan kepada lulusan terbaik dari setiap jenjang pendidikan. Untuk Program Sarjana, penghargaan diraih oleh Dhama Yanti dari Fakultas Pendidikan dengan IPK 3,92 (Cum Laude) Pada Program Magister, gelar wisudawan terbaik diberikan kepada I Putu Surya Pradita Jaya dari Magister Manajemen dengan IPK 3,98 (Cum Laude).
Sementara itu, pencapaian luar biasa ditorehkan oleh I Ketut Susila Dharma, wisudawan Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan, yang lulus dengan IPK sempurna, 4,00 yang otomatis juga menyandang predikat Cum Laude.
Tak kalah menginspirasi, UNHI juga memberikan penghargaan khusus kepada para wisudawan tertua, yang membuktikan bahwa semangat menuntut ilmu tidak mengenal batas usia.
Mereka adalah Nyoman Gunung (64 tahun) dari Fakultas Hukum, I Ketut Tangkas Susiladarma (54 tahun) dari Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan, serta Tjokorda Raka Kerthyasa (71 tahun) alias Tjok Ibah dari Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan. Kehadiran mereka menjadi teladan bahwa pendidikan adalah proses sepanjang hayat.
Wisudawan spesial lain dari Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan, yakni Wakil Bupati Lampung Tengah, Komang Koheri. Politisi berdarah Bali ini mengaku bangga bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi berbasis Hindu.
Dengan masuknya berbagai tokoh Hindu di belahan Nusantara sebagai mahasiswa di perguruan tinggi keagaaman, diharapkan mampu mendongkrak kualitas sumber daya umat.
Rektor UNHI dalam pidatonya juga menegaskan pentingnya peran dosen di tengah ketatnya persaingan antarperguruan tinggi. Menurutnya, reputasi universitas kini tidak hanya diukur dari jumlah lulusan, tetapi juga dari kualitas riset, publikasi ilmiah, inovasi, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, dosen UNHI harus terus meningkatkan kapasitas diri, produktivitas akademik, serta menjalin kolaborasi internasional. Jadilah dosen yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menciptakan pengetahuan baru, serta menanamkan semangat berpikir kritis, beretika, dan berkarakter kepada mahasiswa,” kata dia.
Ia optimistis, dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berpijak pada nilai-nilai dharma, UNHI Denpasar akan mampu meningkatkan daya saing, diakui secara nasional, dan diperhitungkan di tingkat global.
Wisuda kali ini tidak hanya menjadi penanda keberhasilan akademik, tetapi juga momentum untuk memperkuat komitmen UNHI dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan zaman.
Dengan 340 lulusan baru yang kini resmi bergabung ke dunia profesional, UNHI kembali menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai Hindu yang siap mengantarkan generasi muda menuju masa depan yang lebih cerah.
Prof. Damriyasa yang mengakhiri jabatannya tahun ini, mengucapkan apresiasi tinggi terhadap dukungan semua pihak sehingga di eranya UNHI mencatat sejumlah capaian prestisius.
Menurutnya banyak hal berkesan selama dua periode memimpin kampus umat tersebut. Salah satunya pengalaman "simakrama" dengan umat di kantong-kantong transmigrasi, seperti Sumatera dan Sulawesi.
Ia juga menginisiasi terbentuknya jaringan perguruan tinggi keagamaan Hindu Tanah Air. "Pengalaman ini tentu tidak akan saya dapatkan di tempat lain," pungkasnya.