Libur sekolah telah tiba, sejumlah objek wisata mulai ramai dikunjungi wisatawan. Namun, tak demikian dengan objek wisata Sungai Unda di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung.
SEMARAPURA-fajarbali.com | Sejak Gunung Agung erupsi, berlahan-lahan kunjungan wisatawan menyusut. Bahkan, kegiatan prewedding telah dihentikan. Lantaran air sungai bercampur lumpur dan kerap beraroma belerang.
Perbekel Paksebali, Putu Ariadi Selasa (19/12/2017) mengungkapkan, untuk saat ini kegiatan prewedding memang dihentikan. Selain memastikan keselamatan, faktor air keruh juga tidak mendukung kegiatan tersebut. Hal ini tentu membuat pendapatan desa menurun. Apalagi di akhir tahun seperti sekarang ini, biasanya ada 5-6 pasang wisatawan Asia yang melakukan pemotretan pranikah dengan tarif Rp 250 ribu untuk wisatan lokal dan Rp 750 ribu untuk mancanegara.
Ariadi mengatakan, sebenarnya saat Gunung Agung erupsi, objek wisata Sungai Unda sempat menjadi primadona. Dalam sehari ada ratusan wisatawan lokal yang datang hanya untuk berselfie. Tapi, semakin lama, antusias wisatawan untuk menyaksikan fenomena banjir lumpur makin berkurang. Sekarang rata-rata kunjungan wisatawan per hari hanya di angka 50-60 orang saja. " Kalau kunjungan wisatawan untuk selfie di awal banjir lumpur banyak, tapi sekarang mulai turun. Hanya Hari Sabtu dan Minggu biasanya nambah. Sekarang jumlahnya hanya 50-60 orang per hari," ujarnya sekaligus mengatakan tarif untuk berselfie masih Rp 10 ribu per orang.
Tak ingin terpuruk dengan situasi ini, Ariadi mengatakan dirinya terus melakukan inovasi. Seperti sekarang, saat kunjungan wisatawan untuk berselfie turun, ia berupaya untuk memikat pengunjung dengan wisata kuliner. Terbukti, cara tersebut cukup efektif. Makin banyak kegiatan yang digelar di objek wisata Sungai Unda, sehingga pengunjung wisata kulinernya pun meningkat. "Inovasi wisata kuliner juga akan kami diterapkan. Kini kunjungan wisata kuliner mencapai ratusan," ujarnya bangga. Di samping itu, pihak desa juga sedang menyusun rencana pengembangan objek wisata Sungai Unda. Yakni dengan menambah wahana kolam renang hingga outbon.
Sedangkan untuk warga yang dulunya aktif sebagai pemeran pendukung dalam kegiatan prewedding, saat ini telah dialihkan ke kegiatan kerajinan rumahan. Menurut Ariadi, Desa Paksebali memiliki banyak potensi. Tidak hanya Sungai Unda, sehingga saat wisatawan menurun, pelaku wisata akan dialihkan ke potensi yang lain. Bahkan kerajinan rumahan seperti pembuatan payung dan nyablon juga sudah menyerap tenaga kerja yang diPHK karena dampak erupsi Gunung Agung.
"Anak-anak yang dulu terlibat kegiatan preweding, sekarang dikerahkan untuk kegiatan kerajinan. Ada kegiatan yang lain, jadi kita tidak khawatir. Bahkan kalau ada masyarakat yang diPKH, juga kita ajak untuk bergabung di kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," imbuhnya. (dia)