Wisata Alam Menjadi Primadona Bagi Wisatawan Lokal di Masa Pandemi

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com |  Pandemi Covid-19 membuat tren berwisata berubah. Sebelum pandemi, masyarakat khususnya di perkotaan banyak yang memilih menghabiskan waktu liburan di pusat-pusat perbelanjaan/mall karena dinilai memiliki beragam wahana permainan dan kuliner. Namun, semenjak pandemi melanda dan mall terpaksa ditutup untuk mengantisipasi penularan Covid-19, kini masyarakat lebih suka mencari tempat destinasi yang menawarkan pemandangan alam terbuka sebagai primadona.

Pengamat Pariwisata Andhini Putri mengatakan, wisatawan domestik lebih memilih destinasi wisata yang memiliki aktivitas di luar ruangan. Selain itu, minat masyarakat untuk berwisata pun semakin tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kerinduan akan bepergian.

"Wisata alam kita di Indonesia kan ada banyak banget, begitu juga dengan Bali. Pengelola Desa Wisata di Bali cerdas dalam memanfaatkan potensi alam sekitarnya untuk dijadikan wahana rekreasi yang menawarkan keindahan dan kelestarian alam yang ada. Jadi memang secara minat lebih tinggi dan trennya selain destinasi yang menawarkan banyak kegiatan outdoor, orang juga banyak yang roadtrip," ujarnya, Senin (30/8/2021).

Andhini mengatakan ada tren kenaikan orang untuk melakukan roadtrip, sebab dengan roadtrip mereka dapat berhenti di beberapa destinasi sekali jalan.

Baca juga :
Maling Beraksi di Areal Sekolah, Gasak Printer di SDN 5 Bedulu
Dinkes Bali Ajak Masyarakat Terapkan 6 Langkah Percepatan Penanganan Covid-19


"Dari sisi akomodasi ada tren staycation, jadi berlibur dalam kota tuh jadi sesuatu yang kita lihat di 2021. Kalau kita bandingin di 2019, tren ini naiknya dua kali lipat," terangnya.

  Sementara itu, pemerhati pariwisata I Made Ramia Adnyana menyatakan, guna mempercepat bangkitnya pariwisata Bali diharapkan peran serta semua pihak sehingga segera terwujud Masyarakat Produktif Aman Covid (MPAC). MPAC yang segera terwujud maka sektor pariwisata Bali berpeluang kembali dibuka.

"Pembukaan wisata Bali secara penuh baru bisa dilakukan apabila angka Covid-19 terkendali dan protokol kesehatan dipatuhi secara ketat oleh pelaku seluruh masyarakat. Itu ditegaskan Presiden Jokowi," kata Ramia yang juga Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA).

Menurutnya pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran dan perubahan kebiasaan dalam berwisata. Oleh karenanya pengembangan desa wisata dapat menjadi alternatif yang dapat dilirik untuk membangkitkan pariwisata Bali, khususnya pascapandemi Covid-19.

"Kita tidak memungkiri jika sampai saat ini belum ada informasi pasti kapan border pariwisata Bali akan dibuka. Meski demikian, para pelaku pariwisata diharapkan tetap optimistis. Kondisi saat inilah dipandang sebagai waktu yang tepat untuk berbenah. Pelaku pariwisata kita minta untuk mulai bekerja sama dengan desa wisata yang ada dan menyasar pasar domestik terlebih dahulu," tuturnya. (dha)
Scroll to Top