Wayan Koster dan Rano Karno Ungkap Strategi Pariwisata di BBTF 2025, Dari Bali Bersih Hingga Jakarta Kota Film

WhatsApp Image 2025-06-12 at 16.51.44_a08b701f
Gubernur Bali, Wayan Koster didampingi Ketua Pelaksana BBTF 2025, I Putu Winastra, dan Wagub DKI Jakarta, Rano Karno saat opening B2B Travex yang ditandai dengan pemotongan pita. (Tha)

Loading

MANGUPURA-fajarbali.com | Pemerintah Provinsi Bali dan DKI Jakarta secara resmi menegaskan komitmen kuat mereka untuk mendukung pertumbuhan pariwisata yang kian menjanjikan. Melalui kebijakan terpadu, kolaborasi strategis, dan pemantauan ketat, kedua provinsi ini siap menghadapi tantangan besar seperti sampah, kemacetan, dan pergerakan wisatawan internasional. Penegasan ini disampaikan dalam Opening Press Conference Bali Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua pada Kamis (12/6).

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyoroti fokus pemerintah provinsi dalam menjaga kebersihan dan kelancaran lalu lintas. Ia menjelaskan bahwa Gerakan Bali Bersih Sampah, yang diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025, telah berlaku sejak 11 April 2025. Kebijakan ini menekankan pengelolaan sampah dari sumbernya dan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai di bawah 1 liter. Seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah dan desa adat hingga pelaku usaha pariwisata, sekolah, pasar, dan tempat ibadah, diwajibkan mengikuti kebijakan ini dengan target Bali bersih dari sampah dalam dua tahun ke depan.

“Untuk mengatasi kemacetan, Pemprov Bali telah menerapkan skema lalu lintas baru, penyesuaian jam operasional kantor dan sekolah, serta pelarangan angkutan logistik pada siang hari. Rencana pembangunan underpass di Denpasar dan Badung yang dibiayai 10% dari PHR kabupaten/kota terkaya akan dimulai perencanaannya tahun ini dan konstruksinya tahun depan, dengan target selesai sebelum 2029. Armada Kendaraan Dewata juga kembali beroperasi, dan penjajakan moda transportasi berbasis rel tengah dipertimbangkan untuk masa depan,” ungkapnya.

Dalam upaya menjaga keamanan dan kenyamanan pariwisata, Wayan Koster mengungkapkan bahwa lebih dari 400 wisatawan asing yang berkelakuan menyimpang telah dideportasi oleh tim terpadu kepolisian dan imigrasi. Langkah tegas ini sejalan dengan antusiasme terhadap pertumbuhan kunjungan internasional yang mencapai rata-rata 20.309 pengunjung per hari pada April 2025. “Peningkatan ini berdampak positif pada penerimaan pajak daerah, dengan Badung memimpin dengan Rp5,9 triliun per Desember 2024, diikuti Denpasar Rp1,4 triliun dan Gianyar Rp1,3 triliun. Angka-angka ini menunjukkan dampak keberhasilan kebijakan pemulihan pariwisata dan investasi infrastruktur,” bebernya.

BACA JUGA:  Pasar Seni dan Toko Souvenir di Gianyar Ditutup Tim Gabungan

Koster melihat BBTF sebagai jembatan penting antara pelaku industri, pemerintah, dan pembeli global untuk memperkuat citra destinasi dan membuka peluang investasi baru. Melalui BBTF, Bali berharap memperluas kerja sama strategis dengan Provinsi DKI Jakarta, memanfaatkan jaringan BUMD transportasi dan dana sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA), serta menegosiasikan rute dan frekuensi penerbangan bersama maskapai internasional. Sinergi seluruh lapisan pemerintahan, pelaku pariwisata, dan mitra udara global diyakini akan menciptakan lingkungan yang bersih, mobilitas lancar, dan akses masuk yang semakin baik, sehingga Bali tetap menjadi destinasi unggulan dunia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan kesiapan DKI Jakarta untuk berkolaborasi dengan Provinsi Bali. Jakarta akan memanfaatkan SILPA APBD DKI sebesar hampir Rp4,8 triliun dan dukungan dari tiga BUMD, yaitu Bank DKI (yang kelak menjadi Bank of Jakarta), MRT, dan Transjakarta, untuk meningkatkan konektivitas dan arus kunjungan. Mengingat 6 juta dari 9,5 juta wisatawan domestik ke Bali berasal dari Jakarta, kerja sama ini diharapkan mampu mengembalikan keseimbangan kunjungan dan penerimaan pajak antara kedua provinsi.

“Sebagai bagian dari revitalisasi, 10 hotel di Jakarta diwajibkan menampilkan budaya Betawi, sementara pembentukan Jakarta Film Commission dan konsep ‘Jakarta Kota Cinema’ dirancang untuk menarik talenta dan investor perfilman, sebuah sektor yang menarik 84 juta penonton nasional pada tahun 2024. DKI Jakarta juga memperluas kebijakan ASN wajib naik transportasi umum setiap hari Rabu, guna mendukung mobilitas berkelanjutan dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” paparnya.

Ketua Pelaksana BBTF 2025 sekaligus Ketua ASITA Bali, I Putu Winastra, menjelaskan bahwa BBTF menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan tahan lama antara produk dan destinasi, memberikan kesempatan bagi peserta untuk merasakan pengalaman nyata di tempat, melampaui sekadar ruang pamer. Ia menambahkan bahwa BBTF telah membuktikan jangkauan dan dampak internasionalnya, berakar pada semangat budaya unik Bali namun berfokus pada seluruh Indonesia.

BACA JUGA:  Bertahan di Masa Pandemi, Pengusaha di Bali Nantikan Dukungan Pemerintah

Dengan bangga, Putu Winastra menyebutkan bahwa BBTF 2025, yang berlangsung pada 11-13 Juni, akan mempertemukan 529 pembeli dari 45 negara dan 499 penjual dari 284 perusahaan dari tujuh negara dan Indonesia, termasuk 10 provinsi selain Bali. “Kami memperkirakan total transaksi yang terjadi hingga akhir pameran perjalanan wisata ini mencapai Rp7,84 triliun, yang menunjukkan seberapa besar eksposur Bali kepada dunia,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Partha Adnyana, menegaskan peran penting ASITA sebagai "garda terdepan" dalam dunia pariwisata, mulai dari menyambut tamu, menyiapkan segala kebutuhan pra-perjalanan, hingga akhir pengalaman wisata. “Di bawah naungan BTB, asosiasi lain tidak diizinkan menggelar acara serupa, sebagai komitmen untuk memperkuat kehadiran ASITA di Bali agar kualitas layanan dan kolaborasi industri pariwisata se-Indonesia semakin kokoh,” tegasnya. (M-001)

Scroll to Top