“Tahun ini (2021) tidak ada program. Tidak ada aspirasi dari masyarakat, sehingga tidak diprogramkan,” jelas Kadisnaker Gianyar AA Dalem Jagadhita, Kamis (6/5/2021) kemarin.
Dalem Jagadhita menjelaskan, program transmigrasi pada dasarnya ada aspirasi dari warga yang ingin mendapatkan penghidupan di luar. Sehingga karena aspirasi kosong, program ditiadakan.
“Teknisnya jika ada program transmigrasi Disnaker kabupaten akan dipanggil ke provinsi untuk koordinasi, setelah sosialisasi terkait lokusnnya dimana, quota berapa, baru disampaikan ke masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga :
Tim Gabungan Lakukan Penyekatan Arus Mudik, Kendaraan Bermuatan Diperiksa dan Dimintai Keterangan
Panen Padi Organik di Subak Taman Bali, Sidan Sesuai Target, Seluruh Subak Bakal Tanam Padi Organik
Ditambahkan, program transmigarsi ini tidak hanya asal pilih dan asal comot orang. Namu perlunya kita siapkannya mental cara beradaptasi dan memiliki keterampilan bercocok tanam.
“Sebelum diberangkatkan warga juga akan dilatih ketrampilan dan skil sesuai dengan kondisi dimana ditempatkan,” ujarnya.
Sedangkan bila ada warga Gianyar yang berkeinginan bertransmigrasi, aspirasi tersebut akan diakomodir.
“Kalau ada, kami koordinasikan dengan provinsi, sehingga pemberangkatan bias dengan warga kabupaten lain,” tambahnya.
Sebelumnya, di tahun 2018 dan 2019 sejumlah warga mengikuti program transmigrasi. Namun hal tersebut batal lantaran terdampak bencana kala itu seperti ke Sulawesi, waktu gempa Sulawesi. Sementara di Sumbawa juga batal karena kandidat tidak siap terhadap kondisi infrastruktur lokasi jadi tujuan transmigrasi.
Selain pelatihan juga diperlukan dorongan untuk agar warga berani bertransformasi yang awalnya sebagai pekerja kemudian berwirausaha.
“Minimal untuk menambah ketrampilan, skema kita pelatihan membuat kue, dan ada juga pelatihan lainnya yang bekerjasama dengan lembaga pelatihan swasta,” jelasnya.
Rencana kedepanya pihaknya akan menggarap atau melatih masyarakat untuk membuat jamu. Karena minuman jamu merupakan kearifan lokal yang sangat bermanfaat dan bahannya cukup muda didapatkan.
“Kalau kemasannya bagus dan ada inovasinya akan sangat digemari oleh masyarakat, saya pernah lihat disebuah kedai cafe di luar Bali, mereka hanya menjual jamu. Pembelinya ramai sekali,” jelas Dalem Jagadhita. (sar)