Denpasar-fajarbali.com | Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ke Bali saat ini mencapai sekitar 8.000 orang per hari atau 50 persen dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Hal disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa melalui acara diskusi secara virtual baru-baru ini di Denpasar.
Putu Astawa mengatakan, jumlah kunjungan wisdom ke Pulau Dewata pada kondisi normal sekitar 16.000 orang per hari. Sedangkan pada awal munculnya pandemi Covid-19 kunjungan wisdom merosot 2.600 hingga 3.000 orang.
“Kemudian, setelah setahun lebih terdampak Covid-19, saat ini kunjungan wisdom ke Bali mulai mengalami peningkatan walau belum signifikan yakni mencapai 8.000 orang per hari,” terangnya.
Baca Juga :
Dikukuhkan sebagai anggota APKASI, Bupati Tamba Ingin Jembrana Dikenal Luas
Tempat Relokasi Pedagang Pasar Mulai Diratakan, Dilarang Berjualan di Trotoar dan Depan Puri Blahbatuh
Menurut Putu Astawa, hal ini dinilai karena tumbuhnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes) pariwisata di Bali.
“Peningkatan kunjungan wisdom ini juga dipengaruhi oleh kerjasama semua stakeholder terkait untuk berkomitmen menerapkan prokes untuk meyakinkan wisdom. Selain itu, objek-objek wisata maupun usaha perhotelan sebagian besar telah terverifikasi dan menjalani prokes CHSE yang ketat,” tuturnya.
Ia menambahkan, dengan kedatangan wisdom 8.000 orang per hari dapat mengisi okupansi hotel di Bali mencapai 11 persen. Jumlah ini berpotensi untuk terus meningkat dengan adanya Work From Bali (WFB) dan rencana pembukaan pariwisata Internasional pada Juli mendatang.
“Open border ini juga diharapkan bisa menumbuhkan semangat pelaku pariwisata dari keterpurukan yang berlangsung lama. Kami butuh adanya open border pariwisata internasional seperti Dubai dan Maldive,” ungkap Putu Astawa.
Lebih lanjut, Bali juga menargetkan wisatawan mancanegara ramai berkunjung pada perayaan Natal dan tahun baru mendatang melalui travel bubble. Kerja sama ini dibangun dengan negara yang bersedia melakukan kunjungan resiprokal dan yang memiliki risiko penyebaran Covid-19 yang rendah. (dha)