https://www.traditionrolex.com/27 Wabup Suiasa Hadiri Penyerahan Bantuan di Pecatu Nilai Bantuan Desa Adat Pecatu untuk Krama Rp 1,286 Miliar - FAJAR BALI
 

Wabup Suiasa Hadiri Penyerahan Bantuan di Pecatu Nilai Bantuan Desa Adat Pecatu untuk Krama Rp 1,286 Miliar

(Last Updated On: 03/05/2020)

MANGUPURA – fajarbali.com | Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dan Sekda Badung Wayan Adi Arnawa menghadiri acara penyerahan bantuan yang diselenggarakan Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan bertempat di halaman parkir Pasar Adat Pecatu, Kamis (30/4/2020). Suiasa dan Adi Arnawa hadir di kegiatan sosial tersebut selaku krama utama desa adat setempat. Pada kesempatan tersebut, Wabup Suiasa kembali mengingatkan masyarakat pentingnya mengikuti imbauan pemerintah dalam pencegahan Covid-19.

 

 

Desa Adat Pecatu menyerahkan bantuan bahan pokok kepada seluruh KK di wilayah desa adat tersebut. Jenis bantuan berupa beras, telur dan minyak goreng. Tak tanggung-tanggung, total nilai bantuan yang diserahkan saat itu senilai Rp 1,286 miliar. Dana yang digunakan berasal dari kas desa adat.

 

Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta mengungkapkan bantuan sembako diserahkan kepada 19 tempekan (kelompok) se-Desa Adat Pecatu berupa paket 1 yang diberikan kepada masyarakat, pengarep, KK mandiri dan pensiunan sejumlah 2283 paket dengan rincian masing-masing paket berisi 25 kg beras, 2 liter minyak goreng dan 2 kerat telor ayam. Sedangkan paket 2 yang diberikan kepada janda/duda/ yatim piatu sejumlah 553 paket dengan rincian berisi 10 kg beras, 1 litter minyak goreng dan 1 kerat telor ayam. Acara penyerahan sembako dilaksanakan Kuta Selatan Badung, Kamis, 30 April 2020. Pada acara tersebut juga diserahkan masker sumbangsih dari jro Kuta sebanyak 3000 masker dan dari Desa adat sebanyak 8.500 masker. Dengan demikian, seluruh krama desa adat dan pendatang di Desa Adat Pecatu yang berjumlah sekitar 8.200 orang wajib mengenakan masker terutama saat berada di luar rumah.

 

“Selama ini kami sudah terus berupaya membantu kebutuhan warga karena kami sadar semua warga terdampak pandemi Covid-19. Ini dikarenakan sebagian besar warga mata pencahariannya di sektor pariwisata,” kata Sumerta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Badung ini.

 

Ditambahkannya, bantuan ini tidak hanya sekali. Pihaknya akan kembali mengevaluasi dan menyiapkan bantuan untuk tahap berikutnya, menyesuaikan kondisi. “Kita tentu berharap Covid-19 segera berakhir. Namun jika nantinya wabah ini berkepanjangan, kami akan kembali menyalurkan bantuan untuk warga,” tegasnya.

 

Sementara itu, Ketut Suiasa baik selaku Wabup maupun krama utama Desa Adat Pecatu menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian prajuru Desa Adat Pecatu terhadap nasib kramanya. Pihaknya pun berharap kegiatan semacam ini bisa ditiru di daerah lain.

 

Lebih lanjut Suiasa kembali menekankan pentingnya kedisiplinan masyarakat terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Pihaknya meminta masyarakat tidak meremehkan imbauan pemerintah. Sebab, jika masyarakat bandel atau bengkung, maka penyebaran virus akan sangat sulit dihentikan.

 

“Kalau kita bengkung, ini akan lama. Sampai kapan Covid-19 ini berlangsung, itu tergantung sampai kapan kita bisa disiplin. Jadi, pakai selalu masker, tinggal di rumah kecuali kalau ada keperluan mendesak, juga jangan lupa selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Suiasa.

 

Turut hadir Camat Kuta Selatan I Gede Artha, Plt. Perbekel Wayan Sujaka, Pengelingsir Jero Kuta AA.Ngurah Joko, Bendesa Adat Pecatu  I Made Sumerta, Kelian Adat dan Kepala Lingkungan, tokoh masyarakat Pecatu serta masyarakat penerima sembako.(put).

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Optimalkan Peran LPD Sebagai Antisipasi Dampak Sosial di Tengah Pandemi

Ming Mei 3 , 2020
Dibaca: 14 (Last Updated On: 03/05/2020)MANGUPURA – fajarbali.com | Pandemi Covid-19 di Bali belum bisa diprediksi berakhir, karena ada kecenderungan warga yang terpapar mengalami peningkatan. Disisi lain, fiskal pemerintah terus berkurang, selain karena sebagian besar anggaran diarahkan untuk penanganan Covid-19, sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) juga telah mati suri. Seperti […]

Berita Lainnya