Mangupura-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Nasib industri perhotelan di 2022, nampaknya mulai mengalami pemulihan dan peningkatan okupansi dibandingkan kondisi tahun lalu. Kendati demikian, pelaku usaha di sektor pariwisata masih menggantungkan harapannya, bahwa tahun ini bisa kembali bangkit dengan sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah serta adanya program vaksinasi booster yang diharapkan dapat menekan kasus Covid-19 maupun varian Omicron.
Seperti diketahui, awal Januari 2021 lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk wilayah Jawa dan Bali, mengingat jumlah konfirmasi positif Covid-19 makin tinggi di Tanah air. Kondisi ini kembali memukul industri pariwisata, termasuk perhotelan. Meski demikian, pelaku usaha industri pariwisata baik hotel, villa, maupun restoran tetap optimis tahun ini tidak akan seburuk 2021. Terlebih saat ini, kasus terkonfirmasi kian melandai di Bali.
"Pada prinsipnya pelaku pariwisata akan selalu mendukung kebijakan dan peraturan dari pemerintah pusat maupun daerah. Kami percaya, pada setiap kebijakan yang dikeluarkan pasti sudah melalui tahap kajian yang mendalam. Kami akui bahwa okupansi hotel di awal tahun 2022 memang kembali mengalami penurunan jika dibanding libur natal dan tahun baru. Kabar baiknya, penurunan kali ini tidak begitu signifikan seperti tahun 2021 yang lalu," ujar Marketing Communication Hotel Tugu Bali, Stephanie, Senin (10/1).
Pihaknya mengaku, rata-rata okupansi hotel di masa libur natal dan tahun baru (nataru) tercatat mencapai 50-60 persen, setelah itu turun hingga 40 persen. Dan di kuartal I 2022 diharapkan bisa kembali stabil di angka 50 persen walau dinilai cukup sulit karena terbentur adanya kebijakan dari pemerintah, untuk mengantisipasi varian Omicron. Untuk okupansi tersebut masih didominasi wisatawan domestik dan beberapa wisatawan asing yang sudah lama menetap di Bali.
"Kami di sektor pariwisata tentu sudah mengantisipasi terjadinya penurunan okupansi hotel dengan membuat sejumlah gebrakan dan strategi untuk menopang turunnya jumlah pemesanan kamar. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan pendapatan di luar tingkat hunian kamar," terang Stephanie dihadapan awak media.
Namun dirinya berharap, usai pemberlakuan PPKM maupun kebijakan lainnya, pemerintah mulai kembali menggiatkan program yang melibatkan seluruh unsur bidang pariwisata, seperti event MICE. "Saat ini pemerintah tentang mematangkan persiapan G20 di Nusa Dua Bali, itu bisa menjadi pemasukan untuk industri pariwisata. Sekaligus memberikan kepercayaan bagi masyarakat dunia untuk kembali berwisata di pulau Dewata. Tentunya, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan CHSE," pungkasnya. (dha)