MANGUPURA-fajarbali.com | Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN bersama FP2030 dan UNFPA Indonesia menyelenggarakan kegiatan FP2030 Asia-Pacific Regional Focal Points/South-South Learning Workshop di Renaissance Bali Nusa Dua Hotel Bali, pada 8 - 10 Oktober 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan regional danpembelajaran bersama dengan mempertemukan para pemangku kepentingan, pakar, serta praktisi dari Kawasan Asia-Pasifik, untuk memajukan akses terhadap program keluarga berencana yang berbasis sukarela dan hak dalam kerangka KSST.
Peserta pertemuan mencakup Country Focal Point dari negara-negara pembuat komitmen, mitra utama dari negara-negara potensial tempat proses pembuatan komitmen sedang berlangsung (14 negara), serta mitra nasional dan regional seperti UNFPA, BMGF, FCDO, Packard Foundation, CIFF, WHO, DFAT, Global Affairs Canada, AFFPD, Burnet Institute, PATH, Pathfinder International, IPAs, ASEAN, dan Track 20.
Wakil Menteri (Wamen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan, kegiatan ini diikuti negara Asia Pasific yang memang memiliki komitmen dan target-target terkait perencanaan keluarga (famili planning/FP) untuk berkumpul dan saling berbagi pengalaman, termasuk praktik baik yang dilakukan di masing-masing negara supaya bisa sama-sama saling belajar.
“Salah satu targetnya adalah tidak ada yang tertinggal semua negara harus bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan perencanaab keluarga yang baik,” ujar Isyana usai menutup gelaran tiga hari, Jumat (10/10) siang.
Indonesia sendiri dalam forum itu berbagi upaya dalam meningkatkan kualitas SDM dan keluarga melalui berbagai program unggulan mulai makan bergizi gratis, cek kesehatan gratis, sekolah rakyat, sampai sekolah unggulan Garuda.
Wamen Isyana menegaskan seluruh program tersebut bersifat holistik (menyeluruh) agar SDM Indonesia semakin baik di masa depan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Program-program yang saat ini sudah dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka betul-betul ditujukan untuk meningkarkan kualitas SDM supaya bisa mencapai Indonesia Emas 2045,” jelas politikus Partai Solidaritas Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonifasius Prasetya Ichtiarto mengatakan fokus BKKBN saat ini tidak hanya pengendalian jumlah penduduk. Lebih dari itu perhatian utama BKKBN adalah meningkatkan kualitas Keluarga Berencana (KB).
“Program KB (dua anak cukup) yang dulu masih relevan, hanya kita tidak fokus kepada jumlah. (Sekarang) lebih detil, mana daerah-daerah yang membutuhkan (pengendalian jumlah penduduk), kalau tidak mungkin seperti di Bali, Gubernur Bali (meminta warganya) anaknya empat,” ujar Boni.
Boni menjelaskan, usia ibu mengandung yabg direkomendasikan adalah 25-34 tahun. Dengan rentang tersebut jumlah 2-3 anak adalah paling masuk akal, dengan catatan jarak kelahiran antaranak minimal tiga tahun agar tumbuh kembang anak optimal.
“Kalau di Bali (diminta) empat anak. Harus dilihat lagi, kalau memang bisa dijaga kualitas kesehatan dan pendidikan di masa depan ya nggak masalah juga,” pungkasnya.