https://www.traditionrolex.com/27 Tujuh Keluarga Berisiko Stunting Diberi Bantuan - FAJAR BALI
 

Tujuh Keluarga Berisiko Stunting Diberi Bantuan

Bantuan dan “door prize” menarik lainnya juga diterima oleh 400 warga setempat dalam agenda “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting” tingkat Kabupaten/Kota

 Save as PDF
(Last Updated On: 27/07/2023)

Foto: “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting” tingkat Kabupaten/Kota, program kemitraan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Bali dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (26/7/2023).

 

SINGARAJA – fajarbali.com | Tujuh keluarga berisiko stunting di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, diberi bantuan khusus oleh Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana.

Bantuan dan “door prize” menarik lainnya juga diterima oleh 400 warga setempat dalam agenda “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting” tingkat Kabupaten/Kota, program kemitraan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Bali dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (26/7/2023).

Kariyasa berpendapat, sosialisasi pencegahan stunting ini sangat penting dilakukan, walaupun secara nasional stunting sudah turun menjadi 21,6 persen dan Bali berada di delapan persen yang merupakan terendah se-Indonesia.

“Namun kita terus berupaya untuk menurunkan stunting dengan menyasar langsung memberikan sosialisasi dan bantuan kepada masyarakat khususnya keluarga berisiko stunting” jelasnya.

Lanjut Kariyasa, hasil penelitian mengungkapkan bahwa salah satu penyebab stunting adalah pernikahan di bawah umur sehingga ini diharapkan bisa menjadi perhatian yang serius.

“Perencanaan menjadi hal yang sangat penting apalagi menyangkut pernikahan yaitu bagi wanita di usia minimal 21 dan laki-laki di usia minimal 25 tahun,” pesannya.

Kepala Dinas Kesehatan, Sucipto, mewakili PJ Bupati Buleleng menjelaskan, berdasarkan data Dinkes, kasus stunting di wilayah Kabupaten Buleleng berdasarkan SSGI mencapai 11 persen sedangkan menurut eppGBM 4,11 persen.

“Memang angka ini masih di bawah target angka nasional (14 persen). Namun stuntuing adalah masalah tumbuh kembang anak yang penyebab masalahnya sangat komplek yang berhubungan dengan meningkatnya resiko kesakitan, kematian. Dan hambatan pada pertumbuhan baik motoric maupun mental,”  Sucipto.

Untuk itu, lanjutnya, pencegahan stunting yang menyasar berbagai penyebab langsung dan tidak langsung memerlukan kerja sama dan koordinasi lintas sektor di seluruh tingkatan pemerintah, swasta dan dunia usaha serta masyarakat.

“Saya tentunya berterima kasih kepada BKKBN Bali dan Komisi IX DPR-RI karena telah bersinergi untuk turun langsung ke masyarakat memberikan sosialisasi sebagai preventif dalam percepatan penurunan stunting dan juga sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat” ungkapnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Sarles Brabar menambahkan bahwa tujuan kampanye sosialisasi tersebut adalah untuk mempercepatan penurunan stunting sesuai Perpres No. 72/2021, sehingga menghasilkan negara yang memiliki sumber daya manusia berkualitas, menyambut Indonesia Emas 2045 atau kado 100 tahun Kemerdekaan RI.

“Diharapkan melalui kegiatan ini kita tetap bersinergi dimulai dari tingkat desa hingga tingkat provisi unuk selalu berkomitman menurunan stunting sehingga kita mencapai target bahkan bisa menghasilkan ‘zero’ stunting” harap Sarles Brabar. Gde

 Save as PDF

Next Post

Bule Edan Naik Mobil Ugal-ugalan, Tabrak Pemotor Hingga Tewas Malah Kabur

Kam Jul 27 , 2023
Mobil Ditemukan Di Pinggir Pantai Bangsal, Sanur Kaja, Denpasar Selatan
IMG_20230727_174944

Berita Lainnya