DENPASAR-fajarbali.com | Pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Bali diharapkan dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata. Namun demikian, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal.
Oleh karena itu, pelaku pariwisata Bali diminta tetap fokus menggaet kunjungan wisatawan domestik (wisdom). Selain itu, sebelum pandemi Covid-19 ini benar-benar tuntas maka diprediksi pertumbuhan ekonomi seperti sebelum pandemi akan sulit terwujud dalam waktu dekat.
Pengamat ekonomi Luh Kadek Budi Martini mengatakan, pelaku pariwisata diharapkan dapat bersabar dan tetap memfokuskan diri pada kunjungan wisdom yang kini mulai menunjukkan peningkatan. “Selagi kunjungan wisman belum menunjukkan adanya peningkatan, alangkah baiknya pelaku pariwisata mempersiapkan diri untuk menyiapkan sarana prasarana serta pendukung protokol kesehatan guna menyambut kedatangan wisman kedepannya,” ujarnya, Kamis (21/10/20121).
Ia menuturkan, selama pandemi Covid-19 dan varian baru masih ada, agaknya sulit bagi dunia pariwisata untuk bangkit seperti dulu. Sebab, dunia pariwisata penuh dengan kegiatan kerumunan, pesta, makan-makan dan yang sejenisnya. Sementara akibat pandemi, semua itu tidak diperbolehkan dan bertolak belakang. Selain itu, dengan adanya persyaratannya yang ketat, maka kemungkinan wisatawan enggan untuk datang.
“Kita mencontohkan wisman harus vaksin 2x dan lolos PCR di negaranya, wisatawan juga harus dikarantina 5 hari dengan biaya sendiri. Tentu itu cukup memberatkan wisatawan, terlebih lagi lenght of stay (masa tinggal) wisatawan di masa lalu rata-rata 4-5 hari, maka jika ditambah 5 hari untuk karantina, tentu hal itu sangat berat alias tidak menarik bagi wisatawan. Artinya, kita harus berupaya agar pandemi ini cepat selesai dan keadaan normal bisa kembali,” paparnya.
Lebih lanjut Budi Martini menyarankan agar protokol kesehatan di masyarakat harus terus ditingkatkan. Masyarakat jangan lelah sebab protokol kesehatan kini menjadi gaya hidup baru dan menjadi adaptasi baru hidup berdampingan dengan virus corona. Salah satu caranya, tidak lain dengan patuh dan benar menerapkan protokol kesehatan (prokes) mulai 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak. Kemudian, peningkatan cakupan 3T (testing, tracing dan treatment) dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19.
“Masyarakat pun perlu memahami walaupun sudah mendapatkan vaksinasi tetap pelaksanaan prokes tetap dilakukan. Intinya, bukan berarti sudah divaksinasi tidak menjalankan prokes. Sebab peningkatan imunitas tidak hanya dari vaksinasi saja sehingga dengan menjalankan prokes perlindungan menjadi double,” pungkasnya. (dha)