DENPASAR-fajarbali.com | Hujan deras yang mengguyur Kota Denpasar beberapa hari terakhir meninggalkan jejak banjir di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Genangan memang sudah surut, tapi sisa lumpur dan sampah masih mengganggu aktivitas pedagang.
Pagi itu, Selasa, 16 September 2025, suasana pasar berbeda. Bukan hanya pedagang yang sibuk, tapi juga sekelompok mahasiswa berseragam olahraga kampusnya, membawa alat kebersihan.
“Kami hadir untuk membantu pembersihan sisa-sisa banjir, sekaligus menguatkan peran kampus dalam kesiapsiagaan bencana,” ujar I Ketut Suardana, SKp.,M.Kes., Ketua Tim Kampus Siaga Bencana Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Suardana mengatakan, keterlibatan mahasiswa bukan sekadar aksi sosial, tapi juga pembelajaran nyata tentang kepedulian.
Sejak pukul 08.00, tim bergerak di dua lokasi: Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Bersama petugas BPBD Provinsi Bali, mereka membersihkan lumpur, mengangkut sampah, dan menyemprot lantai agar area jual beli kembali nyaman. Pedagang yang awalnya cemas mulai tersenyum, lega melihat kondisi pasar berangsur pulih.
Kehadiran tim kampus ini menjadi bukti nyata kolaborasi. Tidak hanya BPBD yang bekerja, tapi juga dunia pendidikan ikut turun tangan. Sinergi ini menumbuhkan rasa optimis bahwa bencana bisa dihadapi dengan kebersamaan.
Bagi mahasiswa, pengalaman tersebut bukan sekadar gotong royong. Mereka belajar langsung di lapangan, memahami dampak banjir bagi masyarakat kecil.
“Kami ingin mahasiswa terbiasa hadir di tengah masyarakat, terutama saat keadaan sulit,” jelas Suardana.
Aksi sederhana ini meninggalkan kesan mendalam. Pasar kembali bersih, pedagang bisa berjualan, dan masyarakat merasakan kepedulian nyata dari Poltekkes Kemenkes Denpasar. Sebuah langkah kecil, tapi bermakna besar untuk membangun budaya siap siaga bencana di Bali.










