https://www.traditionrolex.com/27 Terus Berkarya Walau Musim Hujan dan Kemarau - FAJAR BALI
 

Terus Berkarya Walau Musim Hujan dan Kemarau

(Last Updated On: 08/11/2020)

GIANYAR – fajarbali.com | Pandemi covid 19 juga menyebabkan sebagian seniman patung beralih ke usaha lain, guna menopang perekonomian keluarga. Hal ini tidak berlaku bagi seniman patung Ida Bagus Lasem asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dalam keadaan apapun, seniman yang membuat patung piala sepakbola ini, tetap membuat karya seni patung di rumahnya. “Menjadi seniman itu tumbuh, seperti halnya hutan. Laku atau tidak, tetap berkarya,” jelas IB Lasem, Minggu (8/11/2020).

Dikatakan seniman patung kayu ini, bahwa pandemic terjadi di seluruh bagian dunia. “Kalau pandemi ini hampir seluruh dunia juga keadaannya begini. Selaku orang Bali tahu betul soal kabrebebehan, sebab merana ini sudah meluas,” paparnya. Disebutkan meski keadaan pandemi ia pun menyarankan agar jangan meninggalkan kecintaan terhadap seni patung. Mengingat dari sebagian seniman yang ada memilih tetap mematung. “Tetaplah mematung, jangan menunggu laku atau tidak laku. Sebagai seniman tetaplah tumbuh seperti hutan. Biarpun hujan dan kering tetap berkarya. Ini akan menempa menjadi lebih kuat,” ujarnya.

Sebelum pandemic, IB lasem mengaku terbiasa membuat orderan sebanyak empat container dan dibantu oleh sembilan pematung yang ada di sana. “Sekarang masih ada order hanya saja saya lebih memilih  salah satu yang dapat saya kerjakan sambil santai, yaitu ada yang disebut dengan gadis pantai,” paparnya.

Patung Gadis Pantai yang dibuatnya, berdasarkan mimpinya. Maka seni tersebut disampaikan tidak dapat terduga dan akan muncul dengan sendirinya. Setelah mimpi biasanya ia langsung mengambil buku dan menggambar dari apa yang akan dibentuk pada kayu tersebut. Setelah itu baru bisa diberikan nama maupun temanya. Ida Bagus Lasem juga mengatakan gadis pantai itu berbahan kayu mahoni yang memiliki tinggi  1 meter 20 centimeter dan memiliki lebar 1 meter.

Dikatakannya juga, seni adalah fakta dan seniman juga menurutnya kadang berharga kadang tidak berharga. “Contohnya kalau berharga sering dicari untuk membuat hasil dari seni patung , salah satunya adalah berupa tapakan yang digunakan sasuhunan,” bebernya. Pentingnya seniman itu, menurutnya bukan perorangan melainkan satu banjar akan mencari, untuk menyelesaikan suatu karya tertentu.(gds).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bupati Mahayastra Puas dengan Pekerjaan Rekanan

Ming Nov 8 , 2020
Dibaca: 29 (Last Updated On: 08/11/2020)GIANYAR – fajarbali.com | Bupati Mahayastra mengaku puas dengan hasil pekerjaan baik pada proyek Penataan Lapangan Astina dan Pengerjaan Proyek Pasar Gianyar. Hal ini disampaikannya saat melakukan peninjauan non formal ke Lapangan Astina Gianyar. “Saya sendiri cukup puas dengan pekerjaan rekanan, semua sesuai progress,” jelas Made […]

Berita Lainnya