Terima Wawancara Terkait Tragedi G30s dari University of Japan di Hotel Hilton Nusa Dua , Wedakarna Ungkap Kebenaran Plot 1965 kepada Akdemisi Asal Jepang

MANGUPURA-fajarbali.com | Anggota DPD RI Utusan Provinsi Bali Dr. Arya Wedakarna MWS III atau yang dikenal dengan sapaan AWK didatangi Prof. Aiko Kurasawa asal University of Japan pada saat menghadiri acara pernikahan temannya yang bersasal dari India di Hotel Hilton Nusa Dua Bali, yang mana dirinya diminta untuk memberikan penjelaskan sejarah yang tidak asing lagi diperbincangkan di Indonesia yakni G30S.

Pada kesempatan itu selaku utusan dari University Of Japan ia pun mengungkapkan rasa terimakasih yang luar biasa karena telah menerima dirinya dengan baik dan ramah sekaligus juga sudah mau memberikan banyak data sejarah yang tersisa di Pulau Dewata, khususnya di Desa Penyaringan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. 
Wedakarna pun memberikan penjelesan kepada Prof. Aiko Kurasawa sehubungan dengan adanya sejarah dan peran perjuangan leluhur khususnya kalangan nasionalis dalam mempertahankan ideologi Pancasila khususnya pada zaman perjuangan Bung Karno. Salah satuya membendung pengaruh komunisme (PKI) di Bali,  dan pada masa sejarah itu khususnya di Desa Penyaringan sudah pernah meciptakan dan melahirkan seorang pemimpin massa yang hebat yakni Shri Wedastera Suyasa yang menjadi ikon politik Partai Nasional Indonesia ( PNI ) di Bali.

“Desa Penyaringan adalah desa pergerakan di Bali. Disinilah tempat kaum nasionalis PNI berkiblat. Begitu juga Gerakan Satuan Tameng Marhaen ( Gastam ) yang dipimpin oleh I Goesti Ngoerah Ketoet Widagda serta tokoh tokoh hebat lainnya. Saya masih ingat cerita para tetua bahwa konflik antara pendukung PNI dan pendukung PKI sangat keras pada zaman itu, dan syukurlah akhirnya kaum nasionalis PNI bertahan sehingga tidak banyak korban jiwa saat kejadian Gestok 1965. Ini sejarah yang harus diingat oleh rakyat Bali agar tidak kabur dengan sejarah, karena seperti apa yang sering di katakan Bung Karno yaitu JASMERAH (jangan sesekali melupakan sejarah),” ungkap AWK, seraya menyampaikan ayahnya merupakan tokoh Hindu berpengaruh di era Pemerintahan Bung Karno Presiden Pertama Republik Indonesia. 

Ia megungkapkan bahwa Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana merupakan ikon perjuangan Bali Berdaulat khususnya menyambungkan kembali sejarah masa lalu dengan sejarah masa depan. Sambungnya juga Desa Penyaringan pernah melahirkan Ketua Partai PNI yang sangat terkenal diseluruh Bali pada zamannya, juga melahirkan Bupati dan Wakil Bupati di Jembrana, melahirkan tokoh parlemen yang hebat, tempat asal pengusaha berdikari Bali hingga bisa melahirkan Senator Indonesia dalam sejarah politik. 

Usai wawancara dengan Prof. Aiko Kurawasa, AWK mendapatkan kenang-kenangan berupa buku tentang Bung Karno dan juga sebaliknya ia pun juga memberikan kenang-kenangan berupa Buku yang berjudul Batu Agung Bangkit Dari Kenangan Tragedi G30S, tak lupa juga ia puji karena sudah menjadi seorang Indonesianis hebat. (rls)
 

Scroll to Top