SINGARAJA-fajarbali.com | Warga Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, bisa membuktikan bahwa upaya merawat bumi tidak harus dengan melakukan hal-hal besar berbiaya tinggi. Justru dengan inovasi paling sederhana yang bisa dilakukan semua orang di rumah masing-masing.
SDN 4 Munduk mendirikan Taman Mekar, singkatan dari "Membangun Edukasi Konservasi Air dan Ramah Lingkungan".
Plt. Kepala SDN 4 Munduk, Gede Dedy Suwartawan, S.Pd. SD., Jumat (31/10/2025), menjelaskan, Taman Mekar dirancang memanfaatkan lahan gersang di sisi timur halaman sekolah.
Taman yang digagas kepala sekolah sebelumnya, Dayu Sasmita ini, berkonsep sederhana, dilengkapi kolam ikan kecil, papan informasi tentang siklus air di bumi, pengolahan pupuk kompos, meja taman, pohon bunga, serta pohon-pohon lokal seperti beringin, peji dan kayu tulak.
"Beringin dan peji kami tanam karena sifatnya yang mampu menampung air, bisa bertahan saat kemarau, bisa menjadi bahan upakara juga. Sedangkan kayu tulak kami yakini berfungsi menolak mara-bahaya," jelasnya, kepada awak media yang meliput langsung ke lokasi.
Taman Mekar, lanjut Dedy, didirikan dari bantuan IDEP Selaras Alam bersama program Bali Water Protection (BWP), setelah proposal sekolahnya menembus tiga besar dalam Lomba Tirtainovasi yang digelar IDEP Selaras Alam.
"Jadi Taman Mekar ini merupakan implementasi dari proposal yang kami ajukan ke (Yayasan) IDEP," imbuh Dedy.
Dedy melanjutkan, tidak ada satupun elemen dari Taman Mekar yang tidak berfungsi. Misalnya meja taman, peserta didiknya memanfaatkan untuk membaca, belajar, istirahat hingga makan.
Begitupun papan edukasi. Poster-poster yang dipajang di sana merupakan karya-karya terbaik muridnya, dari perlombaan yang digelar sebelumnya. Di taman ini, peserta didik tidak hanya belajar teori tapi praktik langsung merawat bumi, khususnya konservasi air. "Murid juga perlu wahana belajar menyenangkan di luar kelas," kata Dedy.
Perwakilan IDEP Selaras Alam, Edward Angimoy, menambahkan, sekolah sebagai salah satu unit di masyarakat diyakini memiliki inovasi-inovasi tentang upaya merawat air. Sehingga pihaknya menggelar Lomba Tirtainovasi.
Edward mengungkap, awal ketertarikannya pada proposal Taman Mekar SDN 4 Banjar karena memiliki tiga keunggulan, yakni terkait produk, proses dan pelayanan.
Pelayanan menjadi kunci penting. Sebab menurut dia, dengan adanya taman inspiratif ini, kualitas pelayanan sekolah kepada peserta didik semakin baik dengan adanya ruang-ruang menyenangkan.
Sebagai informasi, Tirtanovasi merupakan bagian dari program Bali Water Protection (BWP) yang dijalankan oleh IDEP Selaras Alam. Kegiatan ini bertujuan mendorong inovasi konservasi air berbasis sekolah melalui pendekatan partisipatif.
Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang praktik nyata dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air di Bali.
Lomba Tirtanovasi diselenggarakan pada tahun 2024 untuk mendorong sekolah-sekolah di Bali berinovasi dalam upaya konservasi air. IDEP Selaras Alam merancang kegiatan ini dengan pendekatan bottom-up dan partisipatif, menjadikan sekolah bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai subyek dan agen perubahan dalam menyelesaikan masalah publik.
Sebelumnya, Muchamad Awal, Direktur Eksekutif IDEP, mengatakan, lomba ini menggunakan pendekatan bottom-up, di mana masyarakat—dalam hal ini sekolah—dilihat bukan sebagai obyek penerima manfaat, melainkan sebagai subyek dan agen perubahan dalam menyelesaikan masalah publik.
"Kami percaya masyarakat mampu menghasilkan inovasi dan solusi lokal dari, oleh, dan untuk masyarakat. Bukan untuk menggantikan peran negara, tetapi untuk mempercepat penyelesaian masalah dengan menunjukkan potensi inovasi berbasis masyarakat,” kata Muchamad.
Dari tujuh sekolah peserta, tiga sekolah terpilih sebagai pemenang karena menonjol dalam kreativitas, keberlanjutan, dan relevansi dengan kondisi lokal. Setelah satu tahun penerapan, berbagai inovasi tersebut telah menunjukkan hasil positif terhadap efisiensi air, penguatan kesadaran lingkungan, dan keterlibatan komunitas sekolah.
Salah satunya adalah Taman MEKAR yang dikembangkan SD Negeri 4 Munduk. Sekolah memanfaatkan area halaman untuk membuat taman resapan air yang berfungsi ganda sebagai ruang edukasi lingkungan.
Melalui sistem ini, sekolah melaporkan penurunan genangan air di halaman saat musim hujan, serta meningkatnya partisipasi siswa dalam kegiatan perawatan taman. Guru memanfaatkan taman ini sebagai sarana pembelajaran tematik tentang ekosistem dan siklus air.










