DENPASAR-fajarbali.com | Tidak hanya merawat pasien terkonfirmasi Covid-19 dan pasien non-covid, sebagai rumah sakit rujukan terbesar di Bali bahkan Nusra (Nusa Tenggara), RSUP Sanglah Denpasar juga kerap menerima pasien terlantar. Pasien terlantar biasanya tidak memiliki identitas, sehingga pasien tidak diketahui asalnya atau tidak ditemani oleh keluarganya.
Kabag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna saat ditemui, Kamis (22/4/2021) mengatakan, sejatinya pasien datang yang berlatarbelakang apapun akan ditangani.
Ia menuturkan, bahwa sejak tanggal 13 April 2021, RSUP Sanglah menerima pasien tanpa keluarga. Pasien ditemukan tergeletak di sekitar pertokoan di Jalan Hasanudin Denpasar dan dikirim oleh BPBD Denpasar ke IGD RSUP Sanglah pada pukul 20.00 WITA.
“Pasien mengalami patah pada lengan kiri dan mengalami penurunan kesadaran. Saat ini pasien dirawat oleh Neurologi, Orthopedi dan Psikiatri dengan kondisi belum stabil dan belum bisa diajak berkomunikasi. Ciri-ciri pasien memiliki tinggi kurang lebih 170 cm, berat badan sekitar 60 kg, rambut ikal/kriting, warna kulit gelap. Selain itu, pasien memiliki perawakan kurus dan berkumis. Saat dibawa ke rumah sakit pasien berbaju kaos polo bahan lakos warna orange dan tanpa membawa identitas,” ungkapnya dihadapan awak media.
Baca juga :
Antisipasi Covid-19, Wabup Patriana Sambangi ASDP Ketapang
Di depan Sandiaga Uno, Bupati Tamba Paparkan Program Strategis Pariwisata Jembrana
Disinggung soal penanganan selanjutnya, Dewa Kresna menjelaskan, jika pasien kesadarannya mulai membaik maka nantinya akan dilakukan pelacakan keberadaan keluarganya. Kalau memang tidak ada keluarga dari pasien tersebut, maka pelacakan keberadaan keluarganya dilakukan dengan bantuan pihak kepolisian.
“Dan kalau memang belum berhasil dan tidak ada diketahui keluarganya, maka akan kita laporkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali. Karena orang terlantar dalam hal ini dipelihara oleh Dinas Sosial, maka dari itu kami bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali. Begitu pula dengan segala biaya pengobatannya, akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial,” terangnya.
Dewa Kresna menambahkan, RSUP Sanglah dalam menangani pasien terlantar tetap mengedepankan prosedur yang telah ditetapkan.
“Namanya juga rumah sakit, kalau ada pasien datang mau itu terlantar atau tidak, kita harus ditangani secara profesional. Ini tugas kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Pasien terlantar biasanya diantar dengan ambulance BPBD atau PMI dan biasanya ditemukan dijalan. Pasien terlantar bervariasi, ada yang berasal dari Bali maupun dari luar Bali,” tandasnya. (dha)