Suhu Politik Menghangat, Netizen Diimbau Bijak Ber-medsos

Suhu politik makin menghangat jelang pilkada serentak Juni 2018, tak terkecuali di Bali. Menariknya, 'perang dingin' antar-simpatisan atau pendukung pasangan calon (paslon) mulai terlihat di dunia maya, ditandai dengan munculnya meme bernada pelecehan yang memuat foto-foto kandidat dilengkapi kalimat nyeleneh.

DENPASAR-fajarbali.com | Hal ini ditanggapi serius oleh pengamat politik sekaligus mantan Ketua KPUD Kota Denpasar I Made Gede Ray Misno. Ia menilai tindakan warga internet (netizen) yang mengunggah gambar-gambar seperti itu di akun media sosial (medsos) merupakan tindakan 'black campaign'.

"Jika terus ada yang mengunggah meme seperti itu, tandanya terjadi degradasi demokrasi," kata Ray di Denpasar, Sabtu (13/1/2018). Ray juga mengajak seluruh netizen menghindari unggahan-unggahan berbau ujaran kebencian di medsos.

Demi menjaga kondusifitas dan mewujudkan pilkada berkualitas, Ray mengimbau nitizen lebih bijak menggunakan medsos. "Harus jaga etika, apa lagi sekarang netizen seolah dianggap wartawan, karena setiap post-ingan adalah berita," imbuh jebolan ITN Malang ini.

Semestinya, masih menurut Ray, masyarakat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk kebaikan. Jika mengunggah sesuatu yang negatif, selain merugikan diri secara hukum, juga berpotensi memecah belah persatuan yang telah susah payah dirajut pendahulu bangsa.

Ia mengaku mendukung tindakan pelaporan ke pihak berwajib jika masih ada netizen yang mengunggah meme bernada pelecehan seperti yang telah tersebar di medsos, untuk memberi efek jera serta tidak dicontoh orang lain. "Kita adalah orang yang berbudaya, bukan masyarakat barbar," pungkas Ray Misno. (gde)

Scroll to Top