Guru-guru di Bangli gigit jari.Uang tunjangan sertifikasi yang ditunggu-tunggu untuk kebutuhan tahun baru dan kebutuhan harian, tidak cair. Tunjngan untuk triwulan IV (Oktober, Nopember, Desember) 2017 hingga kini belum terrealisasi. Kenyataan itu memicu keluhan pada pahlawan tanpa tanda jasa (guru) di daerah Bangli ini.
BANGLI- fajarbali.com | Kadisdikpora Kabupaten Bangli I Nyoman Suteja saat dikonfirmasi, soal ngadatnya tunjangan guru itu, Selasa (2/1/2018) tidak membantahnya. Terkait hal ini, pihaknya mengaku telah memanggil kepala sekolah agar mensosialisasikannya ke guru-guru. Bahwa penyebabnya adalah lantaran adanya kekurangan anggaran. Dimana, untuk pembayaran tunjangan sertifikasi per triwulan membutuhkan anggaran Rp 12 miliar. Sementara saat ini, dana yang ada hanya Rp 7 miliar jadi masih minus sekitar Rp 5 miliar. “Untuk pembayaran tunjangan sertifikasi triwulan IV, kita kekurangan anggaran Rp 5 miliar,sesungguhnya mengenai hal ini sudah kami panggil kepala sekolah untuk mensosialisasikan agar tidak rebut”, ujar pejabat asal Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli ini.
Kata dia, untuk pembayaran tunjangan sertifikasi ini bakal diusulkan tahun 2018 ini. Dimana sumber pendanaanya, bakal diambilkan dari dana silpa Rp 8 miliar yang belum masuk tahun 2017. “Sejatinya kita mempunyai dana silpa dari dana DAK Rp 8 miliar, namun tidak masuk di tahun 2017. Nah, silpa inilah yang kita rencanakan untuk menutupi kekurangan anggaran tersebut,”pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah guru mengeluh terkait belum cairnya tunjangan sertifikasi mereka. Mereka khawatir tunjangan tersebut tidak mereka dapatkan lantaran telah lewat tahun anggaran. “Biasanya kita telah menerima akhir tahun, namun sampai saat ini kita belum menerimanya,”keluh sejumlah guru yang namanya enggan ditulis. (sum)