Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, dr Roslina, stres merupakan salah satu bentuk gangguan mental emosional yang dapat berakibat pada menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan daya tahan tubuh jadi menurun, sehingga penyakit akan lebih mudah menyerang.
"Penyakit yang paling sering timbul akibat stres adalah masalah pencernaan. Memang sangat berhubungan erat dengan terjadinya gangguan pencernaan, baik pencernaan saluran cerna atas maupun saluran cerna bawah. Pada kasus saluran pencernaan atas, masalah yang sering jumpai adalah sakit maag atau dalam bahasa medisnya disebut sebagai dispepsia. Saat kita stres, produksi asam lambung bisa menjadi berlebihan. Kondisi ini menyebabkan gangguan lambung seperti perih, kembung, cepat merasa kenyang, dan sering bersendawa," ujarnya, Kamis (13/8/2020).
Karena itu, masalah pencernaan seperti maag tidak bisa diatasi hanya dengan mengonsumsi obat-obatan saja. Roslina menegaskan, stres yang menjadi faktor pencetus masalah pencernaan juga harus dikontrol. Masalah lain yang juga bisa timbul akibat stres adalah Diabetes Mellitus.
"Bila tidak dikontrol dengan baik, hormon stres di dalam tubuh dapat memicu naiknya kadar gula darah, sehingga lama kelamaan bisa meningkatkan risiko diabetes. Jadi diabetes bukan hanya timbul akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat saja. Stres pun memberi andil besar dalam kemunculan penyakit tersebut," ungkapnya.
Pada orang-orang yang sedang mengalami stres, lanjut Roslina, umumnya pola makan mereka juga menjadi lebih kacau. Mereka cenderung makan berlebihan dan memilih yang instant, sehingga risiko obesitas menjadi semakin meningkat. Sementara obesitas seringkali menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit.
Penyakit lainnya yang juga sering dikaitkan dengan stres antara lain tekanan darah tinggi, serangan jantung, keluhan pada hati, keluhan di area kepala, serangan asma, dan masih banyak lagi. "Pada prinsipnya penyakit itu datangnya dari pikiran. Jadi kuncinya adalah bagaimana kita mengelola stres agar tidak sampai memengaruhi tubuh," imbuhnya.
Disinggung soal ciri-ciri orang mengalami stres, Roslina memaparkan ada beberapa gejala atau ciri yang kerap muncul pada orang-orang yang mengalami stres, antara lain sensitif dan mudah marah, cemas yang berlebihan, selalu merasa takut tanpa alasan yang jelas, sulit berkonsentrasi, mood mudah berubah-ubah, cenderung berpikir negatif pada diri sendiri, kehilangan energi untuk melakukan sesuatu, sampai kehilangan selera humor.
"Seringkali gejala tersebut juga disertai keluhan fisik seperti jantung berdenyut lebih cepat, otot-otot terasa tegang, sampai berkeringat meskipun tidak sedang melakukan aktifitas fisik. Bila mengalami hal tersebut, besar kemungkinan Anda sedang stres. Pemicu stres sebetulnya sangat beragam. Pada masyarakat di kota besar, stres umumnya muncul karena menghadapi beban atau tuntutan kerja, juga kondisi lalu lintas yang buruk. Sementara di kota kecil, biasanya karena persoalan ekonomi seperti kemiskinan," tuturnya.
Roslina menambahkan, sebetulnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres sebagai salah satu bentuk gangguan mental emosional. Salah satunya yang paling banyak disarankan adalah dengan melakukan olahraga atau latihan fisik secara rutin. Karena selain menyehatkan, latihan fisik juga dapat meningkatkan produksi hormon endorfin yang memberikan perasaan rileks. "Di samping itu, latihan fisik juga merupakan cara alami untuk menghilangkan kadar kolesterol di dalam tubuh," tutupnya. (dar).