Sonic/Panic Jakarta: Perpaduan Musik dan Aksi Nyata untuk Krisis Lingkungan

JAKARTA-fajarbali.com | Acara Sonic/Panic Jakarta sukses digelar di M Bloc Space, menghadirkan kombinasi unik antara musik dan aksi nyata dalam menghadapi krisis lingkungan. Acara yang diinisiasi oleh IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) bersama M Bloc Entertainment ini bertujuan untuk mengamplifikasi urgensi perlindungan lingkungan di tengah kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada keberlanjutan.

Dengan mengusung tajuk “Hutan Punah, Kota Musnah”, acara ini berhasil menarik lebih dari 500 penonton dan menampilkan sejumlah musisi ternama, seperti Efek Rumah Kaca ft. Adrian Yunan, Barasuara, Endah N Rhesa, Voice of Baceprot, Navicula, REP & Tuantigabelas, Matter Mos, Petra Sihombing, Made Mawut, dan Bachoxs.

Musik sebagai Sarana Perlawanan

Tidak hanya menjadi ajang hiburan, Sonic/Panic Jakarta juga menjadi wadah bagi musisi untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap situasi sosial-politik di Indonesia. Di tengah meningkatnya pembatasan kebebasan berekspresi, banyak musisi menggunakan lagu-lagu mereka sebagai bentuk solidaritas dan perlawanan terhadap berbagai isu yang dihadapi masyarakat.

Dari sisi musikalitas, acara ini menjadi ruang kolaborasi yang dinamis, menghadirkan berbagai momen spesial di atas panggung. Efek Rumah Kaca, misalnya, tampil bersama mantan personelnya, Adrian Yunan, dalam sebuah reuni penuh nostalgia. Panggung mereka semakin semarak dengan kolaborasi bersama Robi Navicula, Iga Massardi, Petra Sihombing, dan Endah Widiastuti dari Endah N Rhesa. Selain itu, penampilan Petra Sihombing dan Matter Mos juga turut diramaikan oleh kehadiran Teddy Adhitya.

Musik, Kreativitas, dan Kesadaran Lingkungan

Iga Massardi, salah satu musisi yang tergabung dalam album kompilasi Sonic/Panic, mengungkapkan bahwa keterlibatannya dalam acara ini berdampak pada proses kreatifnya. “Dalam menciptakan lagu, saya semakin terdorong untuk membahas hal-hal yang lebih nyata dan memiliki dasar yang kuat. Kesadaran ini membuat saya lebih berhati-hati dan bijak dalam memilih produk yang saya gunakan sehari-hari,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Lahir Saat Pandemi Merajalela, Zealous Mulai Dikenal Luas

Acara ini hadir di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap eksploitasi sumber daya alam, deforestasi, serta ancaman terhadap ruang hidup masyarakat adat dan ekosistem perkotaan. Di sisi lain, isu pembatasan kebebasan berekspresi dalam musik yang baru-baru ini terjadi juga menjadi sorotan. Tagar #IndonesiaGelap, yang mencerminkan keresahan publik terhadap situasi sosial-politik saat ini, semakin menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengawal kebijakan negara.

Komitmen terhadap Keberlanjutan

Selain menjadi ruang diskusi tentang krisis lingkungan, Sonic/Panic Jakarta juga berupaya menghadirkan praktik penyelenggaraan yang lebih ramah lingkungan. Sejumlah langkah konkret diambil, di antaranya:

  • Penyediaan water refill station untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.
  • Larangan penggunaan produk dengan kemasan plastik sekali pakai oleh pengunjung dan musisi.
  • Penyediaan makanan dan minuman dalam wadah daur ulang dengan peralatan yang dapat digunakan kembali.
  • Penggunaan kain perca untuk membuat gelang panitia sebagai bentuk pengurangan limbah.

Langkah-langkah ini menegaskan bahwa industri musik dapat berkontribusi dalam membangun ekosistem yang lebih sadar lingkungan dan berkelanjutan.

Musik sebagai Media Perubahan

Sonic/Panic Jakarta juga bertujuan untuk mengamplifikasi pesan krisis iklim melalui album Sonic/Panic dan Sonic/Panic Vol. 2. Album kompilasi ini, yang sebelumnya diperkenalkan melalui IKLIM Fest di Bali serta roadshow di Yogyakarta dan Malang, telah melibatkan 28 musisi lintas genre yang menyuarakan kepedulian mereka terhadap masa depan bumi.

Dengan energi dan semangat yang terbangun di Jakarta, musisi-musisi yang tergabung dalam inisiatif IKLIM akan terus bergerak. Musik sebagai alat perlawanan tidak akan berhenti di satu panggung, tetapi akan terus menggema di berbagai ruang dan platform, menghubungkan lebih banyak orang dalam perjuangan menghadapi krisis iklim.

Album Sonic/Panic dan Sonic/Panic Vol. 2 sudah tersedia di berbagai platform musik digital.

Scroll to Top