https://www.traditionrolex.com/27 Siswa SDN 18 Dangin Puri Manfaatkan Sampah Botol Plastik Menjadi Sofa, Juga Diajarkan Berwirausaha Hijau - FAJAR BALI
 

Siswa SDN 18 Dangin Puri Manfaatkan Sampah Botol Plastik Menjadi Sofa, Juga Diajarkan Berwirausaha Hijau

Selain memanfaatkan sampah menjadi barang berguna, melalui proyek ini, pihaknya juga mengajak siswa untuk belajar menjadi pengusaha.

 Save as PDF
(Last Updated On: 06/11/2023)
Siswa SDN 18 Dangin Puri saat memanfaatkan sampah botol plastik menjadi sofa

 

DENPASAR – fajarbali.com |Sekolah Dasar (SD) Negeri 18 Dangin Puri, Denpasar, terus menggaungkan program kepedulian lingkungan. Bahkan, untuk menumbuhkan karakter siswa agar selalu peduli terhadap lingkungan, melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajak untuk memanfaatkan sampah botol plastik, menjadi barang bermanfaat seperti sofa. Seperti yang dilakukan Siswa kelas 4 SD Negeri 18 Dangin Puri.

Ditemui di sekolah setempat, Komang Edi Semartama, selaku Guru Kelas 4 SD 18 Dangin Puri, untuk P5, pihaknya mengambil proyek pembuatan sofa dari botol plastik. Pembuatan sofa ramah lingkungan ini dilatarbelakangi adanya permasalahan sampah di lingkungan terdekat siswa, baik di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat atau di rumahnya. Melalui proyek ini, pihaknya mengajak siswa untuk berperan aktif, berkontribusi ikut mencarikan solusi-solusi tentang masalah sampah tersebut, dengan membuat sofa ini. 

“Jadi tujuan dari proyek ini adalah untuk menumbuhkan karakter siswa sejak dini, agar lebih peduli terhadap lingkungan. Karena dengan membuat sofa ini, siswa bisa mengurangi sampah botol plastik, sampah plastik, sampah kertas, bahkan sampah kain yang ada di lingkungan sekitar. Ini yang perlu kita tumbuhkan sejak dini,” kata Edi, saat ditemui di sekolahnya Sabtu (4/11).

 

Selain memanfaatkan sampah menjadi barang berguna, melalui proyek ini, pihaknya juga mengajak siswa untuk belajar menjadi pengusaha, terutama pengusaha yang peduli terhadap lingkungan, yang sering disebut dengan green entrepreneur (Berwirausaha Hijau). Dengan demikian, sejak kecil siswa ini nantinya bisa mengenal, ternyata sampah itu bisa dimanfaatkan menjadi barang-barang, bahkan bisa menghasilkan uang. “Jadi mereka juga belajar kedepannya dalam kehidupan bermasyarakat, siswa bisa belajar mengolah sampah, bahkan menjadi pengusaha yang peduli terhadap lingkungan,” harap Edi.

 

Untuk mendukung siswa belajar menjadi seorang pengusaha, melalui kegiatan ini, siswa juga diajarkan selain membuat produk sofa, juga dibimbing untuk membuat media promosi. Yang mana melalui media promosi tersebut, mereka akan tahu bagaimana cara mereka mempromosikan produk-produk yang sudah mereka buat. “Jadi secara umum, manfaat dari proyek ini, sebenarnya tujuan utamanya adalah menumbuhkan karakter siswa yang peduli lingkungan, kemudian mengajarkan siswa untuk menjadi pengusaha yang peduli lingkungan , serta memberikan pendidikan kepada seluruh siswa agar terus peduli terhadap lingkungan,” tegasnya.

 

Sementara itu, selain manfaat untuk siswa, bagi sekolah sendiri, kegiatan seperti ini juga tentu sangat bermanfaat. Karena melalui proyek ini, di sekolahnya, keberadaan sampah-sampah ini, juga bisa dikurangi. Harapannya, melalui kegiatan ini, siswa bisa menggetok tularkan terkait kepedulian lingkungan ini, ke lingkungan terdekatnya seperti di lingkungan tempat tinggalnya, terutama kepada keluarga.

“Kami juga memberikan pemahaman kepada orang tua siswa, kami juga berdiskusi sebelum ada proyek ini kepada orangtua, bahwa hal seperti inilah yang kita lakukan di Sekolah untuk membentuk karakter yang disebut dengan profil pelajar pancasila. Salah satunya, mereka bisa peduli lingkungan yaitu berakhlak kepada alam, dan mereka juga diajarkan berwirausaha yaitu berwirausaha hijau,” terangnya.

 

Untuk pembuatan sofa ini, dibutuhkan botol-botol bekas yang dirangkai menjadi satu. Botol botol ini kata dia, juga dimanfaatkan sebagai tempat sampah, yang di dalam botol ini dimasukkan sampah sampah. “Selain bisa digunakan sebagai hiasan di rumah atau tempat duduk, sofa ini juga bisa bermanfaat untuk mengurangi sampah di lingkungan,” katanya mengingatkan.

 

Untuk diketahui, SD Negeri 18 Dangin Puri Denpasar ini, secara konsisten bersama komunitas lingkungan yakni “Laksana Becik”, terus mengajak siswa agar bijak mengelola limbah minyak jelantah. Melalui program yang digaungkan komunitas Laksana Becik, yakni ‘Kelola Limbahmu, Tukarkan dengan Program Lingkungan’, sekolah ini kini kembali membangkitkan keberadaan kebun edukasi. 

 

Yang tentunya kebun edukasi terutama terkait keberadaan tanaman obat keluarga (Toga), sangat penting dikenalkan kembali kepada siswa. Mengingat di era digital seperti saat ini, sebagian besar siswa, sama sekali tidak tahu Toga ini. 

 

Melalui kolaborasi ini, perwakilan dari Komunitas Laksana Becik, Putu Resa Kertas Wedangga menyampaikan, pihak di Laksana Becik sangat berharap, selain tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan, siswa juga bisa mengenal Toga, melalui pengembangan kebun edukasi di sekolah. Kedepan, pihaknya berharap, melalui program ‘Kelola Limbahmu, Tukarkan dengan Program Lingkungan’, semua sekolah yang ada di Denpasar dan Badung, bisa meniru apa yang telah dikembangkan di SD Negeri 18 Dangin Puri.

 

Melalui edukasi lingkungan yang menyasar siswa sekolah ini, pihaknya ingin mengajak masyarakat agar selalu mengolah minyak jelantah dengan baik, dan tidak membuang sembarangan ke alam. Sesuai dengan tagline dari Laksana Becik yakni “Lingkungan Bersih, Untuk Masa Depan”, pihaknya ingin terus hadir di tengah masyarakat dan mengajak untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih demi masa depan generasi bangsa.W-004

 

 

 Save as PDF

Next Post

Bupati Giri Prasta Hadiri HUT Sekaa Teruna Se-Desa Adat Kerobokan

Sen Nov 6 , 2023
Sebagai bentuk dukungan dan motivasi serta komitmen Pemkab Badung, kegiatan tersebut dibantu dana hibah sebesar Rp 1 miliar lebih
HUT ST Se-Desa Kerobokan (5)

Berita Lainnya