Ilustrasi salah satu kawasan pariwisata di Nusa Penida, Klungkung. (ist)
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Pariwisata di Bali memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal, namun distribusinya perlu lebih merata. Sosial, ekonomi, dan budaya pariwisata memberikan peluang pemanfaatan potensi lokal dengan partisipasi pemangku kebijakan.
Sektor pariwisata mendorong pengembangan infrastruktur dan institusi pendidikan, meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata.
Tim Akademisi Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, Nyoman Diah Utari Dewi, bersama Ni Putu Tirka Widanti, Ida Ayu Putu Sri Widnyani dan I Made Sumada, melakukan penelitian khusus bertajuk “Sinergi Pembangunan Wisata Bahari Berkelanjutan dalam Rangka Mewujudkan Visi Maritim 2024 di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali”.
Diah Utari menerangkan, penelitian tersebut mengeksplorasi sinergi pembangunan pariwisata bahari berkelanjutan dalam mewujudkan visi maritim 2024 di Pulau Nusa Penida, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Menggunakan metode studi kepustakaan dengan analisis deskriptif kualitatif, lanjut Diah Utari, hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi tersebut tercapai melalui komunikasi dan koordinasi visi maritim Indonesia dengan penerapan optimalisasi pengembangan pariwisata bahari sesuai Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2021-2025 dan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2022.
Faktor-faktor yang memengaruhi sinergi pembangunan pariwisata bahari termasuk sejarah dan politik maritim Indonesia, sumber daya hayati dan non-hayati maritim, faktor sosial budaya, serta industri dan ekonomi maritim.
Rekomendasi yang disodorkan, meliputi peningkatan program produk wisata ekowisata bahari, keterlibatan multi-pihak dalam perencanaan, dan pembentukan departemen khusus di Kementerian Pariwisata untuk fokus pada pengembangan pariwisata bahari berkelanjutan demi mewujudkan visi maritim 2024.
“Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks itu, pariwisata yang berkelanjutan harus dapat mengakomodasikan konsep pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan upaya terpadu dan terorganisir guna mengembangkan kualitas hidup melalui, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumberdaya alam dan budaya secara berkelanjutan.
Hal tersebut dapat terlaksana dengan sistem kepemerintahan yang baik (Good governance), dengan melibatkan partisipasi aktif dan seimbang dari pemerintah, swasta, serta masyarakat.
Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lain yang lebih luas. Sehingga konsep pembangunan berkelanjutan masih dianggap sebagai indikator pembangunan terbaik, termasuk sektor pariwisata.