BANGLI-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Aksi seorang kakek asal Banjar Dukuh, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, yang nekat melakukan bunuh diri ini benar-benar tidak patut untuk ditiru. Pasalnya, setelah tiga kali sempat melakukan percobaan bunuh diri, kakek bernama I Nengah Cangkir (79) akhirnya ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 10.00 wita. Motifnya, diduga lantaran korban depresi akibat sakit menahun yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
Informasi yang dihimpun di lapangan, berawal menantu korban, Ni Wayan Rumiasih (51) berada di dalam kamarnya yang letaknya bersebelahan dengan TKP korban gantung diri. Saksi 1 kemudian keluar dari kamar hendak memberikan makan korban yang dalam kondisi sakit struk, epilepsi dan gatal-gatal menahun yang tak kunjung sembuh.
Setibanya, saksi Rumiasih justru dikejutkan dengan mendapati mertuanya sudah tergantung menggunakan tali warna biru di kayu bawah atap yang berada tepat di atas tempatnya biasanya berbaring. Karena panik, saksi pun langsung memanggil anak-anak korban, Ni Nengah Sulasmi (46) dan I Gede Diarta (45).
Baca Juga :
Ketahuan Penghuni Rumah, Maling Gagal Curi Motor Diparkiran
Akademisi Hindu Diskusi, Cari Solusi Pro dan Kontra Sampradaya Non Dresta Bali
Selanjutnya saksi Diarta langsung memotong tali yang digunakan korban untuk gantung diri dan membaringkan korban di atas kasur yang di sebelahnya. Saat dicek, korban sudah tak bernyawa lagi.
Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. "Ya benar. Anggota dari Polsek Kota dan Polres sudah ke TKP. Korban murni gantung diri,"jelas Kapolres didampingi Kasatreskrim Polres Bangli, AKP Andoyuan Elim.
Kepastian korban murni bunuh diri, diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan luar (visum) terhadap jenazah korban yang dilakukan petugas medis dari Puskesmas Bangli atas nama dr. AA Putri Maha Utami. Hasilnya, ditemukan bekas jeratan pada leher sepanjang 40 cm, keluar air mani, belum ditemukan kaku mayat, ada bintik-bintik lebam di kedua telapak kaki.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Kemungkinan, waktu kematian korban dinyatakan kurang dari 2 jam terhitung sejak ditemukan tergantung,” ungkapnya.
Sementara dari keterangan para saksi, diketahui korban mengalami depresi kurang lebih setahun terakhir ini diakibatkan sakit epilepsi serta gatal gatal menahun yang tidak sembuh-sembuh. Selain itu korban juga disebutkan pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali sebelumnya. Namun berhasil digagalkan oleh pihak keluarga.
Petugas mengamankan barang bukti tali warna biru sepanjang 220 cm. "Pihak keluarga korban telah menerima kejadian ini dengan ikhlas,dan menolak dilakukan otopsi," pungkasnya. (ard)
Informasi yang dihimpun di lapangan, berawal menantu korban, Ni Wayan Rumiasih (51) berada di dalam kamarnya yang letaknya bersebelahan dengan TKP korban gantung diri. Saksi 1 kemudian keluar dari kamar hendak memberikan makan korban yang dalam kondisi sakit struk, epilepsi dan gatal-gatal menahun yang tak kunjung sembuh.
Setibanya, saksi Rumiasih justru dikejutkan dengan mendapati mertuanya sudah tergantung menggunakan tali warna biru di kayu bawah atap yang berada tepat di atas tempatnya biasanya berbaring. Karena panik, saksi pun langsung memanggil anak-anak korban, Ni Nengah Sulasmi (46) dan I Gede Diarta (45).
Baca Juga :
Ketahuan Penghuni Rumah, Maling Gagal Curi Motor Diparkiran
Akademisi Hindu Diskusi, Cari Solusi Pro dan Kontra Sampradaya Non Dresta Bali
Selanjutnya saksi Diarta langsung memotong tali yang digunakan korban untuk gantung diri dan membaringkan korban di atas kasur yang di sebelahnya. Saat dicek, korban sudah tak bernyawa lagi.
Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. "Ya benar. Anggota dari Polsek Kota dan Polres sudah ke TKP. Korban murni gantung diri,"jelas Kapolres didampingi Kasatreskrim Polres Bangli, AKP Andoyuan Elim.
Kepastian korban murni bunuh diri, diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan luar (visum) terhadap jenazah korban yang dilakukan petugas medis dari Puskesmas Bangli atas nama dr. AA Putri Maha Utami. Hasilnya, ditemukan bekas jeratan pada leher sepanjang 40 cm, keluar air mani, belum ditemukan kaku mayat, ada bintik-bintik lebam di kedua telapak kaki.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Kemungkinan, waktu kematian korban dinyatakan kurang dari 2 jam terhitung sejak ditemukan tergantung,” ungkapnya.
Sementara dari keterangan para saksi, diketahui korban mengalami depresi kurang lebih setahun terakhir ini diakibatkan sakit epilepsi serta gatal gatal menahun yang tidak sembuh-sembuh. Selain itu korban juga disebutkan pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali sebelumnya. Namun berhasil digagalkan oleh pihak keluarga.
Petugas mengamankan barang bukti tali warna biru sepanjang 220 cm. "Pihak keluarga korban telah menerima kejadian ini dengan ikhlas,dan menolak dilakukan otopsi," pungkasnya. (ard)