GIANYAR-Fajar Bali | Sampai Tahun 2021 ini, tercatat 1.200 warga Gianyar mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ.
Walau demikian Dinas Sosial Gianyar memastikan tidak ada ODGJ yang terlantar. Hal ini disampaikan Sekdissos Gianyar, Nurwidyawanto, Rabu (23/6/2021). Dikatakan Nurwidyanto menambahkan dari jumlah tersebut sebagian besar menjalani perawatan di rumah dan secara kontinu mendapatkan obat dari Puskesmas terdekat.
“Jumlah itu akumulasi, ada yang sudah sembuh ada yang masih perawatan. Namun konsumsi obat tidak boleh terhenti,” jelasnya. Sedangkan di Tahun 2021, hanya ditemukan 3 ODGJ yang terlantar dan sudah mendapat penanganan. Akumulasi jumlah tersebut terus bertahan, karena ada yang sudah sembuh dibeberapa tahunnya kembali kumat.
Baca Juga :
Seluruh Tenant di The Nusa Dua Telah Kantongi Sertifikat CHSE
Sasar Masyarakat Belum Divaksin, Jajaran Polda Bali Gelar Vaksinasi Covid-19 Massal
Secara umum dikatakan ODGJ tersebut didominasi persoalan keluarga dan faktor ekonomi. Ditambahkan, ODJG mengalami trend peningkatan, namun hal ini bukan dipicu pandemi covid 19. Mengingat sitiasi ODGJ berasal dari akumulasi persoalan yang dialami penderita sejaklama.
“Pemicu utama adalah persoalan keluarga dan rumah tangga,” ujarnya lagi. Sedangkan untuk pengobatan, penderita ODGJ secara rutin mengambil obat di Puskesmas. Dijelaskan lagi, penderita tersebut tidak boleh terputus mengkonsumsi obat, karena ketika terputus, kondisi ODGJ bisa kambuh.
Dinas Sosial Gianyar saat ini belum bisa membantu atau memberikan bantuan Sembako, baik kepada Lansia dan ODGJ. “Anggaran kami terbatas, tahun ini bantuan kepada Lansia dan ODGJ berupa sembako terhenti,” jelasnya. Walau demikian, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan menjamin kebutuhan pengobatan bagi Lansia dan ODGJ terus berlangsung. (sar)
Walau demikian Dinas Sosial Gianyar memastikan tidak ada ODGJ yang terlantar. Hal ini disampaikan Sekdissos Gianyar, Nurwidyawanto, Rabu (23/6/2021). Dikatakan Nurwidyanto menambahkan dari jumlah tersebut sebagian besar menjalani perawatan di rumah dan secara kontinu mendapatkan obat dari Puskesmas terdekat.
“Jumlah itu akumulasi, ada yang sudah sembuh ada yang masih perawatan. Namun konsumsi obat tidak boleh terhenti,” jelasnya. Sedangkan di Tahun 2021, hanya ditemukan 3 ODGJ yang terlantar dan sudah mendapat penanganan. Akumulasi jumlah tersebut terus bertahan, karena ada yang sudah sembuh dibeberapa tahunnya kembali kumat.
Baca Juga :
Seluruh Tenant di The Nusa Dua Telah Kantongi Sertifikat CHSE
Sasar Masyarakat Belum Divaksin, Jajaran Polda Bali Gelar Vaksinasi Covid-19 Massal
Secara umum dikatakan ODGJ tersebut didominasi persoalan keluarga dan faktor ekonomi. Ditambahkan, ODJG mengalami trend peningkatan, namun hal ini bukan dipicu pandemi covid 19. Mengingat sitiasi ODGJ berasal dari akumulasi persoalan yang dialami penderita sejaklama.
“Pemicu utama adalah persoalan keluarga dan rumah tangga,” ujarnya lagi. Sedangkan untuk pengobatan, penderita ODGJ secara rutin mengambil obat di Puskesmas. Dijelaskan lagi, penderita tersebut tidak boleh terputus mengkonsumsi obat, karena ketika terputus, kondisi ODGJ bisa kambuh.
Dinas Sosial Gianyar saat ini belum bisa membantu atau memberikan bantuan Sembako, baik kepada Lansia dan ODGJ. “Anggaran kami terbatas, tahun ini bantuan kepada Lansia dan ODGJ berupa sembako terhenti,” jelasnya. Walau demikian, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan menjamin kebutuhan pengobatan bagi Lansia dan ODGJ terus berlangsung. (sar)