Sejumlah Pekerja Pariwisata di Bangli Mulai Banting Setir Geluti Bisnis Pertanian Online

(Last Updated On: 07/05/2020)

BANGLI – fajarbali.com | Ditengah lesunya sector pariwisata akibat dampak merebaknya wabah Covid-19, sejumlah pelaku pariwisata kini mulai banting stir menekuni bisnis pertanian secara online. Seperti yang dilakoni A. A. Gde Pramana (32) asal br. Penida Kelod, Tembuku, Bangli.

 

 

Bapak satu anak yang awalnya bekerja sebagai bartender di sebuah restaurant di Kuta, Badung ini, kini menekuni usaha bibit tanaman. Bibit tanaman yang dijual secara online tersebut, seperti berbagai jenis durian, manggis, jeruk, alpokat, mangga dan berbagai tanaman jenis buah-buahan lainya. Bak gayung bersambut, usaha yang baru digeluti dua pekan terakhir terbilang cukup menjanjikan. Sebab, banyak pelaku pariwisata yang kini kembali ke desa sehingga menyebabkan sector pertanian yang kini justru semakin menggeliat. “Saya tertarik menekuni usaha jualan bibit pertanian lantaran melihat banyak mantan karyawan hotel atau sejenisnya kini kembali ke sector pertanian,”ujar Gung De Pramana, ditemui Kamis (7/5/2020).

Sebab, diakui, pasca merebaknya virus corona di Bali pada khususnya, telah mengakibatkan kunjungan wisatawan ke Bali merosot tajam. Dampaknya, menajemen perusahaan tempatnya bekerja terpaksa memutuskan untuk merumahkan dirinya bersama karyawan lainnya untuk sementara waktu. Lantaran tidak ingin nganggur, dia dengan bermodalkan mobil pick up, mencoba membantu para petani membeli bibit ke wilayah Buleleng. Hasilnya, usaha barunya itu banyak mendapat respon positif dari masyarakat. “Masyarakat banyak yang mengorder bibit ke tiang. Bibit yang paling diminati adalah jenis durian kane dan munsang king, karena pemasarannya cukup menjanjikan sehingga banyak petani tertarik mengembangkannya,” ungkapnya.

Soal harga bibit, dirinya mengaku berani bersaing. Semisal untuk durian kane, harga dipatok berkisar Rp 50  ribu hingga Rp 100 ribu tergantung ukurannya. Sementara durian munsang king terbilang lebih mahal dipatok mulai dari ratusan ribu. Disebutkan, bibit durian jenis kane dan munsangking paling laku karena petani prospek pasarnya yang memang cukup banyak peminatnya. Selain itu, harga jual buah durian kane bisa laku Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per kilo ditingkat petani. “Saya juga turut membantu memasarkan hasil buah dari petani,” sebut pria yang juga pengepul buah ini.

Sementara Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma mengaku ditengah merebaknya Covid 19, banyak masyarakat yang kini kembali kedesa mulai menekuni sector pertanian. Hal ini, memang sesuai dengan himbauan Bupati Bangli, agar ditengah melesunya sector pariwisata, agar masyarakat mau memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dulu. “Kita lihat memang banyak masyarakat yang sebelumnya meninggalkan pertanian, kini telah kembali menggarap lahannya,”ungkapnya. Karena itu, pihaknya optimis sector pertanian di Bangli akan Kembali bangkit. (arw)

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kembang Serahkan Sembako pada Sopir Angkot dan Kusir Dokar

Kam Mei 7 , 2020
Dibaca: 3 (Last Updated On: 07/05/2020)NEGARA – fajarbali.com | Imbas wabah covid-19 sangat terasa bagi para pengemudi angkutan umum. Terlebih saat diterapkan kebijakan physical  distancing serta berbagai pembatasan seperti meliburkan sekolah, jumlah penumpang menjadi berkurang. Akibatnya, pendapatan merekapun ikut  menurun drastis.       Save as PDF

Berita Lainnya