Sebanyak 20 Lukisan Bertajuk “Garden of Intuition” Dipamerkan

Loading

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Setelah sekian lama tidak mengadakan pameran karya seni lukis akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Bali, kini Putu Winata yang merupakan seorang seniman muda berbakat asal Denpasar kembali memamerkan buah karyanya yang mengusung tema kekayaan alam.

Terdapat 20 karya seni lukisan tentang alam, pohon, bunga, daun, ranting, air terjun, perairan, cakrawala, dan sebagainya yang ia pamerkan di lantai 3 Second Floor Coffee, Kesiman, Denpasar. Pameran ini akan digelar selama sebulan penuh yakni dari 9 Oktober hingga 9 November 2021 mendatang, mulai pukul 08:00-18:00 WITA, sesuai jam operasional Second Floor Coffee.

  "Pameran ini digelar atas kerjasama Galeri Zen1 yang berkolaborasi dengan Second Floor Coffee. Karya seni lukis kali ini merupakan karya yang sangat unik dan beda diantara sejumlah karya sebelumnya yang pernah Galeri Zen1 tampilkan. Pameran yang bertajuk “Garden of Intuition” ini dikuratori oleh saya sendiri Nicolaus F Kuswanto serta Arif Bagus Prasetyo dan diresmikan oleh Prof Dr I Made Bandem, MA," ungkap Direktur Galeri Zen1 Nicolaus F Kuswanto.

  Kuswanto menuturkan, karya dari Putu Winata ini memang tidak menghadirkan sebuah karya potret, melainkan abstraksi tentang alam. "Kebetulan Putu Winata ini sangat menyukai alam dan suka berpergian ke kawasan yang lingkungan alamnya masih asri, misalnya daerah pegunungan atau pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Oleh karena itu, karyanya didominasi dengan konsep alam. Kendati demikian, alam bukan satu-satunya sumber inspirasi Putu Winata," ujarnya.

  Pelukis Putu Winata mengatakan, proses melukisnya selalu berangkat dari ide tertentu dan ia tidak melukis dari kekosongan. Ia melukis tentunya sudah memiliki gagasan tertentu, misalnya tentang lanskap atau kembang, memicunya untuk melukis, namun ide awal itu bukanlah semacam rencana atau skema untuk diwujudkan ke dalam bentuk lukisan. Satu teknik unik yang dikembangkannya adalah penggunaan bola pingpong untuk melukis.

BACA JUGA:  Ribuan UMKM Di Bali Terancam Tutup Akibat Wabah Corona

  "Saya mencelupkan bola pingpong ke dalam cat aneka warna, kemudian menggulirkannya diatas kanvas, di mana dari guliran bola pingpong meninggalkan jejak warna yang tidak sepenuhnya berada di bawah kendali sang pelukis. Tak jarang saya juga terpikat pada warna-warni dalam lukisan seniman lain, terutama karya pada master seni Lukis dunia seperti, Vincent van Gogh dan Claude Monet," sebutnya.

  Sementara itu, Maestro Seni Prof Made Bandem dalam kesempatan tersebut sangat mengapresiasi karya yang dibuat dan dipamerkan Putu Winata. Ia mengatakan, lapisan cat warna-warni di permukaan bola pingpong tersingkapkan pada kanvas secara khas, tak terduga, seolah-olah memiliki “kemauan” sendiri, dan keunikan inilah yang membuat karya Putu Winata sangat berbeda diantara karya seniman lainnya.

  "Dengan adanya kolaborasi ini semoga bisa memberikan sebuah kacamata baru atau pandangan baru terhadap para penikmat seni dan masyarakat, khususnya untuk para seniman Bali dan juga bisa dinikmati oleh semua kalangan tidak hanya dari kalangan seniman, tetapi juga dari masyarakat umum," ucapnya. (dha)

Scroll to Top