https://www.traditionrolex.com/27 Sarung Tangan Karet Tak Seefektif Masker Untuk Mencegah Penularan Covid-19 - FAJAR BALI
 

Sarung Tangan Karet Tak Seefektif Masker Untuk Mencegah Penularan Covid-19

(Last Updated On: 28/09/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Selain menutup hidung dan mulut menggunakan masker, banyak orang juga ‘mempersenjatai’ diri dengan menggunakan sarung tangan karet agar tidak tertular Covid-19. Pertanyaannya, apakah penggunaan sarung tangan karet efektif mencegah masuknya virus corona ke dalam tubuh?

Menurut Praktisi Kesehatan dr. Karlina Lestari, sarung tangan karet memang merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan saat menangani pasien Covid-19. Fungsinya adalah menjaga tangan dari penyebaran infeksi atau penyakit selama pelaksanaan pemeriksaan atau prosedur medis.

“Meskipun demikian, bukan berarti sarung tangan yang terbuat dari nitrile, latex, dan isoprene ini bisa dipakai oleh orang awam (bukan tenaga kesehatan). Pasalnya jika salah prosedur pemakaian, fungsinya sebagai pelindung diri akan hilang dan tidak mencegah virus maupun kuman lain yang mengakibatkan penyakit tertentu,” ujarnya saat dihubungi, Senin (28/9/2020).

Pihaknya mengatakan, tidak sembarang sarung tangan karet memenuhi syarat sebagai alat pelindung diri. Sarung tangan karet sesuai standar medis haruslah memiliki spesifikasi seperti bebas dari tepung (powder free), Memiliki cuff (bagian ujung pergelangan tangan) sampai melewati pergelangan tangan, desain bagian pergelangan tangan harus dapat menutup rapat tanpa kerutan, tidak menggulung atau mengkerut selama penggunaan, serta tidak mengiritasi kulit.

“Dalam dunia medis, sarung tangan karet dibagi lagi menjadi 2 jenis, yakni sarung tangan pemeriksaan (examination gloves) dan sarung tangan bedah (surgical gloves). Sarung tangan bedah haruslah steril, sedangkan sarung tangan pemeriksaan bisa non-steril. Namun prosedur pemakaian keduanya tetap harus benar untuk menjamin keamanan pasien maupun tenaga medis saat menggunakannya,” ungkap Karlina.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, selama masa pandemi, sarung tangan karet hanya digunakan sebagai salah satu alat proteksi tenaga kesehatan. Namun, sarung tangan karet bukanlah alat untuk menangkal virus itu masuk ke tubuh manusia. Gugus Tugas Covid-19 maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tidak pernah merekomendasikan penggunaan sarung tangan ini untuk kalangan non-medis.

“Selain karena stoknya yang terbatas, efektivitas penggunaannya dalam melindungi diri dari virus corona bergantung pada banyak hal, seperti kita tetap wajib mencuci tangan. Penggunaan sarung tangan karet bukan untuk menggantikan kewajiban kita mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer. Bahkan sebelum memasang sarung tangan karet, para tenaga medis tetap harus membersihkan tangan agar tidak ada kuman yang menempel,” jelasnya.

Selain itu, sarung tangan karet tidak boleh digunakan berulang kali. Baik WHO, Kementerian Kesehatan RI, maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan sepakat bahwa sarung tangan karet hanya boleh digunakan satu kali.

“Jadi jika sudah lepas dari tangan, maka sarung tangan tersebut harus langsung dibuang dan tidak boleh digunakan kembali. Virus corona memang harus diwaspadai, tapi kita tidak perlu takut berlebihan hingga harus menggunakan sarung tangan karet saat keluar rumah. Tetap jaga jarak, gunakan masker, dan sering mencuci tangan untuk mencegah infeksi virus tersebut,” pungkasnya. (dar). 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Berkebun Sayuran Hidroponik Jadi Tren di Masa Pandemi

Sen Sep 28 , 2020
Dibaca: 23 (Last Updated On: 28/09/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Imbauan untuk berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19, ternyata berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat di perkotaan, termasuk Kota Denpasar.  Save as PDF

Berita Lainnya