DENPASAR-fajarbali.com | Kadek Ayu Khania Jayanti, siswi X IPS 1 SMAN 4 (Foursma) Denpasar, terpilih menjadi ‘Duta Anak Kota Denpasar 2018’ setelah melewati proses dan persaingan yang cukup ketat dari para kompetitornya sesama pelajar.
Kompetisi pemelihan Duta Anak merupakan agenda rutin tahunan yang digelar Dinas Pemerdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Denpasar (DPPPAPPKB) Kota Denpasar, untuk mencari bibit gengerasi muda yang unggul.
Ditemui usai penetapan dirinya sebagai Duta Anak Kota Denpasar, beberapa waktu lalu, Khania—sapaan akrabnya—mengaku motivasinya mengikuti ajang tersebut untuk berbagi pengetahuan keterampilan, serta kasih sayang yang dia miliki kepada anak-anak yang membutuhkan, khususnya anak-anak di pelosok.
Menurut Khania, banyak anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih, hanya saja belum berani tampil di depan umum. Sehingga ia bertekad menjadi mentor atau motivator sehingga semakin banyak anak yang berani tampil maju di berbagai ajang. “Saya ingin memotivasi anak-anak lain agar dalam hidupnya bisa berbuat yang positif, dan bermanfaat buat banyak orang,” kata putri pasangan I Made Oka Wiarta dengan Ni Nyoman Erawati, S.Pd., ini.
Ditemui terpisah, sang ibu Ni Nyoman Erawati menceritakan, putri ke duanya itu memang menunjukkan prestasi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Selain itu, Khania juga aktif di organisasi. Puluhan piala dari lomba di tingkat kota maupun provinsi berhasil dikoleksinya. “Prestasi Khania cukup membanggakan. Dia sering juara baca puisi, pidarta bahasa Bali, lomba menyanyi, lomba MC, dan masih ada lagi,” sebutnya.
Sebagai orangtua, Erawati mengaku selalu mendukung kegiatan anaknya. Erawati yang juga seorang guru di SMP PGRI 6 Denpasar itu tidak pernah memaksakan kehendak orangtua pada anaknya, melainkan dibiarkan mengalir sesuai hobi sang anak. Namun urusan kedisiplinan, kata dia, memang ditekankan sejak dini bersama sang suami.
Dia berharap, Khania selalu menjadi inspirasi bagi anak-anak sebaya dan di bawahnya, serta kelak menjadi anak yang membanggakan, berguna bagi nusa dan bangsa. Ia dan suami sepakat tidak mengarahkan putrinya harus menjadi guru. “Khania ingin sekali mendapat beasiswa ke Jerman. Sekarang dia sudah ikut Club Bahasa Jerman. Tentu kami dukung apapun yang membuatnya nyaman,” tutup Erawati. (gde)