GIANYAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Perbaikan saluran irigasi di Desa Sebatu, Tegalalang menyebabkan empat subak di Desa Kedisan mengalami gagal tanam padi.
Lahan pertanian warga menjadi kering, mengingat sangat bergantung pada air irgasi tersebut. Selain sedang memasuki masa tanam, juga animo masyarakat untuk bertani sedang tinggi akibat masa pandemi.
Dikonfirmasi Perbekel Kedisan, Dewa Ketut Raka, Rabu (2/6/2021) kemarin membenarkan sejumlah subak di wilayahnya sedang memasuki masa tanam. Masa tanam tersebut mundur karena ada perbaikan saluran irigasi di hulu, Desa Sebatu. Sebagian petani berharap, proyek irigasi segera bisaa tuntas, sehingga gairah menanam padi tetap ada.
“Sekarang di Sebatu ada proyek, sehingga otomatis aliran irigasi air sungai sebatu tertutup, sehingga subak yang memanfaatkan air dari sana, kini kekeringan. Diantaranya Subak Pakudui, Subak Kedisan Kaja, Kedisan Kelod, dan Subak kebon. Otomatis kekeringan,” jelas Dewa Raka.
Baca Juga :
Pemancing yang Tenggelam di Water Blow Ditemukan Tewas
Pemkab Gianyar Gelar Sosialisasi Perizinan dan Non Perizinan, Wujudkan Pelayanan yang Cepat, Akurat dan Transparan
Dijelaskannya juga, proyek tersebut diprediksi berlangsung sampai akhir tahun ini. Karena itu, selama proyek berlangsung, pihaknya meminta agar petani di wilayahnya, agar menanam tanaman alternatif, dengan harapan supaya lahan persawahan di sana tidak terbengkalai.
“Proyek kemungkinan berlangsung lama, selama menunggu itu, saya arahkan untuk menanam alternative, sambil menunggu,” jelasnya.
Tanaman tersebut bias Jagung, Kedelai atau tanaman lain. Ditambahkannya, antusiasme warganya untuk menekuni bidang pertanian relatif besar. Sebab banyak warga yang sebelumnya bekerja di sektor pariwisata, yang kehilangan penghasilan. Karena itu, merekapun berharap pada pertanian.
“Mudah-mudahan secepatnya proyek itu rampung, karena pada masa pandemi covid ini kita sangat memerlukan hasil pertanian,” harapnya. (sar)
Lahan pertanian warga menjadi kering, mengingat sangat bergantung pada air irgasi tersebut. Selain sedang memasuki masa tanam, juga animo masyarakat untuk bertani sedang tinggi akibat masa pandemi.
Dikonfirmasi Perbekel Kedisan, Dewa Ketut Raka, Rabu (2/6/2021) kemarin membenarkan sejumlah subak di wilayahnya sedang memasuki masa tanam. Masa tanam tersebut mundur karena ada perbaikan saluran irigasi di hulu, Desa Sebatu. Sebagian petani berharap, proyek irigasi segera bisaa tuntas, sehingga gairah menanam padi tetap ada.
“Sekarang di Sebatu ada proyek, sehingga otomatis aliran irigasi air sungai sebatu tertutup, sehingga subak yang memanfaatkan air dari sana, kini kekeringan. Diantaranya Subak Pakudui, Subak Kedisan Kaja, Kedisan Kelod, dan Subak kebon. Otomatis kekeringan,” jelas Dewa Raka.
Baca Juga :
Pemancing yang Tenggelam di Water Blow Ditemukan Tewas
Pemkab Gianyar Gelar Sosialisasi Perizinan dan Non Perizinan, Wujudkan Pelayanan yang Cepat, Akurat dan Transparan
Dijelaskannya juga, proyek tersebut diprediksi berlangsung sampai akhir tahun ini. Karena itu, selama proyek berlangsung, pihaknya meminta agar petani di wilayahnya, agar menanam tanaman alternatif, dengan harapan supaya lahan persawahan di sana tidak terbengkalai.
“Proyek kemungkinan berlangsung lama, selama menunggu itu, saya arahkan untuk menanam alternative, sambil menunggu,” jelasnya.
Tanaman tersebut bias Jagung, Kedelai atau tanaman lain. Ditambahkannya, antusiasme warganya untuk menekuni bidang pertanian relatif besar. Sebab banyak warga yang sebelumnya bekerja di sektor pariwisata, yang kehilangan penghasilan. Karena itu, merekapun berharap pada pertanian.
“Mudah-mudahan secepatnya proyek itu rampung, karena pada masa pandemi covid ini kita sangat memerlukan hasil pertanian,” harapnya. (sar)