Sabet Lulusan Terbaik, Buktikan Matematika Pelajaran yang Menyenangkan

WhatsApp Image 2025-08-25 at 20.41.41

Foto: Dwi Prinicila Pramesuari, S.Pd.

 

DENPASAR - fajarbali.com | Dwi Prinicila Pramesuari, S.Pd., tercatat sebagai lulusan terbaik Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, pada Wisuda ke-48, bertempat di Hotel Prama Sanur, Denpasar, Senin (25/8/2025). Di tingkat universitas, ia juga masuk satu dari empat lulusan terbaik.

Prinicila menorehkan indeks prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,99 dengan waktu tempuh studi 3 tahun sembilan bulan. Capaian ini memperkuat komitmen Prinicila menjadi guru matematika profesional.

Putri kedua pasangan I Made Agus Dian Dwipayana dengan Putu Eka Krisna Dewi ini, membidik sekolah internasional sebagai tempat mengembangkan karir. Selama ini ia menyalurkan hobinya dengan mengajar privat.

Sebelum dibawa oleh takdir menjadi seorang pendidik, remaja kelahiran Gianyar 11 April 2023 ini, awalnya bercita-cita menjadi seorang psikolog. Namun, berkaca dari pengalaman pribadi dan pengamatannya secara umum, pelajaran matematika masih menjadi "momok menakutkan" bak hantu bagi sebagian besar pelajar.

Hati Prinicila pun merasa terpanggil. Alumni SMAN 3 Denpasar yang memang menyukai matematika sejak kecil ini bertekad mengubah "mindset" yang selama ini telah membatu. Ia ingin membangun "mindset" baru bahwa matematika pelajaran yang menyenangkan.

"Ini kan mindset sudah umum banget ya, kalau matematika itu susah, isinya angka sama rumus, trus gurunya galak lagi. Maka saya ingin mengubah pandangan ini, setidaknya di lingkup anak-anak didik saya," jelas Prinicila, usai wisuda.

Keputusannya memilih prodi pendidikan matematika ternyata relevan dengan cita-cita awalnya. Sebab, menurut Prinicila, matematika juga berkaitan dengan psikologi anak. Mengajar matematika memang membutuhkan kesabaran dan teknik khusus.

"Kalau saya biasanya menerapkan pembelajaran yang 'fun'. Seperti menyiapkan 'reward' kecil seperti permen. Yang penting anak-anak tertarik dulu," jelasnya.

BACA JUGA:  Pengembangan Pendidikan Seni di Malaysia, UiTM Gandeng UPMI Bali

Ia kerap menggunakan pendekatan yang menyenangkan, dikaitkan dengan kehidupan nyata, memberi tantangan yang sesuai, dan menumbuhkan pola pikir bertumbuh dengan tidak hanya memuji hasil tetapi juga proses dan usaha anak.

Prinicila sedapat mungkin menghindari menciptakan kecemasan dengan memberikan soal terlalu sulit atau mewariskan ketakutan. Teknik ini perlu didukung lingkungan belajar yang nyaman dan media menarik.

Ia juga menggunakan berbagai media seperti permainan untuk membuat matematika lebih menarik dan mudah dipahami, terutama bagi anak-anak usia dini yang sulit memproses hal abstrak.

Yang paling relevan bagi usia anak-anak, juga mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya menghitung uang, menimbang makanan, menghitung jarak saat bergerak dan sebagainya.

"Jadi kita sadarkan anak-anak bahwa mereka sudah menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak perlu ditakuti," ungkapnya.

Prinicila berpandangan, setiap anak memiliki potensi masing-masing yang mesti didukung oleh orangtua dan pendidik. Ia sendiri merasakan pola asuh orangtuanya yang tidak pernah menuntut prestasi apapun, malah menjadi tantangan tersendiri baginya.

Scroll to Top