https://www.traditionrolex.com/27 Rumput Laut Terserang Penyakit, Harga Anjlok, Petani di Nusa Penida Putuskan Panen Dini - FAJAR BALI
 

Rumput Laut Terserang Penyakit, Harga Anjlok, Petani di Nusa Penida Putuskan Panen Dini

(Last Updated On: 17/04/2022)

SEMARAPURA-fajarbali.com | Petani rumput laut di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung terpaksa harus melakukan panen dini. Menyusul bibit rumput laut yang mereka tanaman terserang penyakit. Agar kerugian tak semakin besar, rumput laut yang belum memasuki masa panenpun akhirnya dipanen lebih cepat. Meskipun dengan risiko nilai jual yang anjlok.

Luh Armini merupakan salah seorang petani rumput laut yang mengalami kondisi demikian. Petani asal Banjar Nyuh Kukuh, Desa Ped ini menuturkan, ia bersama para petani di desanya menanam rumput laut jenis Spinosum pada awal Maret lalu. Normalnya, rumput laut biasanya dipanen pada setelah 30 hari masa tanam. Namun kini, hal tersebut tak bisa dijalankkan, mengingat kondisi rumput laut yang terserang penyakit. Pada pertengahan Maret, bercak-bercak putih pada rumput laut mulai muncul. Sehingga dengan berat hati, petani sekitar memutuskan untuk melakukan panen lebih awal.

“Rumput laut yang kami tanam ada bercak putih-putihnya seperti ini. Pertumbuhannya tidak bagus, sepertinya terserang penyakit,” ujar Armini beberapa waktu lalu.

Baca Juga :
Jembrana Layak Miliki Gedung BNNK
Pemkab Jembrana Laksanakan Bhakti Penganyar di Pura Besakih

Menurut Armini, jika melihat cuaca yang normal dan sangat mendukung. Semestinya tidak ada masalah pada rumput laut yang mereka tanam. Tetapi, kenyataannya, kondisi rumput laut para petani sekitar justru tidak sempurna. Mereka khawatir, jika tak dipanen lebih cepat, maka bisa-bisa seluruh bagian rumput laut terserang penyakit. Sehingga kerugian yang dialamipun menjadi lebih tinggi.

“Kami khawatir kalau menunggu masa panen normal, nanti rumput laut yang kami tanam akan busuk dan gagal panen. Bisa tali-tali saja yang tersisa, jadi kami memutuskan untuk melakukan panen meski belum waktunya,” terang Armini khawatir.

Sementara petani lain, Komang Tiyas asal Banjar Nyuh Kukuh mengatakan dirinya juga mengalami hal yang sama. Rumput laut jenis spinosum yang ditanamnnya juga terserang penyakit. Hal itu juga berdampak pada harga jual. Disebutkan, jika dalam kondisi baik, rumput laut jenis Spinosum biasanya dijual Rp7.000 per kilogram dalam keadaan kering. Tetapi semenjak terserang penyakit, rumput laut Spinosum kering hanya terjual Rp4.000 per kilogramnya.

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Temuan Pratima dalan Brankas Diduga Berasal Lebih dari Satu TKP, Ciri-ciri Disebut Mirip Benda Sakral dari Badung

Sen Apr 5 , 2021
Dibaca: 5 (Last Updated On: 17/04/2022)SEMARAPURA-fajarbali.com | Peristiwa penemuan Pratima di Dusun Sari Merta, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Jumat (2/4/2021) lalu hingga kini masih menjadi teka-teki. Untuk mengungkap kasus tersebut, Sat Reskrim Polres Klungkung bahkan harus berkoordinasi dengan Polres Kabupaten/Kota lainnya di Bali. Mengingat selama beberapa bulan terakhir ini, tak […]

Berita Lainnya