DENPASAR-fajarbali.com | Plt. Direktur Utama RS Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, menyampaikan keprihatinan mendalam atas berpulangnya mahasiswa FISIP Universitas Udayana (UNUD), Timothy Anugerah, yang diduga melompat dari lantai dua gedung kampus pada 15 Oktober 2025 lalu. Tragedi ini menjadi sorotan tajam setelah munculnya dugaan keterlibatan peserta didik, khususnya koas (mahasiswa kepaniteraan klinik), dalam unggahan media sosial yang mengandung komentar tidak pantas atau nir-empati terhadap almarhum. Tindakan ini dinilai telah mencoreng citra baik RS Ngoerah dan Universitas Udayana.
Menyikapi skandal nir-empati yang meresahkan publik tersebut, RS Ngoerah mengambil langkah cepat dan tegas. Peserta didik (koas) yang diduga terlibat dalam insiden tersebut segera dikembalikan kepada pihak UNUD. Pengembalian ini bertujuan agar Universitas Udayana dapat melakukan pendalaman dan investigasi menyeluruh terkait dugaan pelanggaran etika dan perundungan yang dilakukan oleh yang bersangkutan.
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes, menegaskan bahwa jika nantinya peserta didik tersebut terbukti bersalah dan melakukan tindakan pelanggaran etika dan atau perundungan, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penegasan ini menggarisbawahi komitmen institusi untuk menjaga integritas moral dan profesionalisme di lingkungan akademis dan klinis.
Penting untuk digarisbawahi, dr. Sudana kembali menjelaskan bahwa para koas yang menjalani pendidikan di RS Ngoerah berstatus sebagai peserta didik yang sedang belajar, bukan sebagai karyawan rumah sakit. "Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah, bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah," jelasnya. Pernyataan ini sekaligus memberikan klarifikasi terhadap opini publik yang mungkin menyamaratakan status mereka dengan staf resmi rumah sakit.
RS Ngoerah menegaskan komitmennya untuk selalu menciptakan lingkungan belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai bagi seluruh sivitas akademika dan staf. Lingkungan yang kondusif, bebas dari perundungan dan perilaku tidak etis, menjadi prioritas utama demi menjamin kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes mengajak semua pihak, baik mahasiswa, staf, maupun masyarakat luas, untuk menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Hal ini krusial untuk menjaga nama baik institusi pendidikan dan kesehatan, serta profesi kesehatan secara keseluruhan, terutama pasca insiden tragis yang menimpa Timothy Anugerah. RS Ngoerah berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak mengenai pentingnya empati dan etika digital. (M-001)