MANGUPURA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Sebagai RS khusus penanganan pasien COVID-19 yang sudah resmi beroperasi per Selasa (7/4/2020) lalu, peningkatan volume limbah medis di RS PTN Unud cukup tinggi. Selain limbah cair, peningkatan limbah medis padat didominasi Alat Pelindung Diri (APD) sekali pakai. Bahkan jumlahnya naik hingga 300 persen dibandingkan sebelumnya.
"Dengan kondisi saat ini, memang ada peningkatan dari segi volume limbah medis. Untuk peningkatan volume limbah mencapai 300 persen. Untuk itu kami selalu berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi,” ujar Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RS PTN Unud, Dr IW. Aryabiantara, SpAn.KIC.
Ditambahkannya, pengelolaan limbah medis padat termasuk alat pelindung diri (APD), dikelola oleh pihak ketiga. Dalam pengelolaanya, limbah padat ini mendapat perlakuan khusus. Sebelum dikirim, limbah ini dibungkus terlebih dahulu kemudian disemprot desinfektan secara menyeluruh.
"Sebelum dibungkus dengab wraping, dilakukan penyemprotan disinfektan, begitu juga setelah dilakukan pembungkusan. Kemudian selanjutnya diangkut oleh transporter ke tempat pengolahan limbah padat,” paparnya.
Dikatakannya, selama masa pandemi COVID-19, banyak digunakan bahan habis pakai. Bahkan banyak yang hanya sekali pakai kemudian dibuang, termasuk juga APD yang tidak bisa di reuse kembali. Sementara, untuk limbah cair, pihak RS PTN Unud sudah memiliki tempat pengolahan sendiri. Bahkan tempat pengolahan limbah yang dimiliki sudah memiliki izin.
Disinggung soal jumlah pasien yang sudah dirawat di RS PTN Unud, pihaknya mengatakan, RS PTN Unud sejak difungsikan menjadi RS khusus COVID-19 per 7 April sudah merawat lebih dari 40 pasien.
"Sejak dioperasikan per 7 April yang lalu, RS PTN Unud sudah merawat lebih dari 40 pasien. Untuk kapasitasnya sendiri saat ini terdapat 11 bed yang kosong di RS PTN Unud. Bahkan akan ditambah lagi sebanyak 35 bed untuk meningkatkan kapasitas perawatan pasien COVID-19," imbuhnya. (dar).