Ribuan Peserta Hadiri Kongres UUA di Bali, Dirangkai Bedah Jarak Jauh Pasien Kanker Prostat

Kongres ini membahas uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita.

(Last Updated On: )

FOTO: Peserta Kongres UUA menyaksikan proses bedah telerobotic yang dikendalikan dari RSPTN Unud terhadap pasien kanker prostat di RS. I G. N.G Ngoerah.

 

MANGUPURA – fajarbali.com | Kongres Urological Association of Asia (UAA) berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kuta Selatan, Badung, dihadiri sekitar 3.000 ahli urologi dari 60 negara (terutama Asia), berlangsung dari 5-8 September 2024.

UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres yang tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration”.

Kongres ini membahas uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita. Selain itu, salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir yaitu operasi telerobotic (telerobotic surgery).

Dalam kongres hari ini juga dilaksanakan kembali secara langsung bedah telerobotik dari RS I. G. N. G Ngoerah ke RS Unud oleh tim ahli urologi robotik yang kali ini dipimpin oleh Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD.

Prof. Rizal bersama dengan tim console di RS Unud, yaitu: dr. Pande Made Wisnu Tirtayasa, SpU(K), PhD; Dr. dr. Ida Bagus Putra Pramana, SpU; Dr. dr. Kurnia Penta Seputra, SpU(K); dan Dr. dr. Ahmad Zulfan Hendri, SpU(K).

Pasien berada di RS I. G. N. G. Ngoerah, dan dokter yang bertugas untuk patient chart yaitu: dr. I Wayan Yudiana, SpU(K); dr. Fakhri Rahman Taher, SpU(K); dr. Edi Wibowo, SpU; Dr. dr. Kadek Budi Santosa, SpU(K); dr. Nyoman Gede Prayudi, SpU; dr. Rheza Maulana, SpU; dan dr. Ario Baskoro, BMed Sc. Serta dokter anestesi yang bertugas yaitu dr. I Gusti Ayu Eka Para Santi Sidemen, Sp.An-TI.

Operasi kali ini dapat dikatakan cukup sulit, pada pasien pria usia 58 tahun dengan kasus kanker prostat. Ini menjadi bukti bahwa operasi telerobotik menjadi inovasi yang mambawa harapan baru pada pemerataan kualitas rumah sakit, khususnya bagi Indonesia.

Saat ini, para ahli tengah mengembangkan teknologi tersebut agar segera bisa diaplikasikan secara luas di Indonesia.

Direktur Utama RS I. G. N. G. Ngoerah dr. I Wayan Sudana, M.Kes, menyatakan, setelah sukses melakukan operasi telerobotik sejauh 1.200 km pada pasien RSCM melalui kendali konsol di RS Ngoerah pada 30 Agustus 2024, Urologi Indonesia kemudian juga telah melakukan uji coba Radical Prostatectomy Robotic di RS Ngoerah 2 September 2024.

“Operasi yang berlangsung selama kurang lebih lima jam dilakukan secara robotik yang memiliki keunggulan lebih presisi dengan luka sayatan kecil sehingga mengurangi banyak kehilangan darah, serta prosedur operasi dan pemulihan yang lebih cepat,” kata Sudana.

Dalam rangkaian Kongres Urological Association of Asia (UAA) kali ini Urologi Indonesia kembali melakukan Telerobotic Surgery yang kedua di Indonesia melibatkan pasien RS Ngoerah dengan kendali konsol di RS Unud.

Berkaitan dengan hal ini, Sudana, menyampaikan, sebagaimana telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI bahwa saat ini metode pembedahan jarak jauh menjadi salah satu fokus pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia.

“Kami sangat bangga telah terlibat dalam melakukan setidaknya dua kali operasi telerobotik yang dijalankan secara mandiri, yaitu antara RS Ngoerah dengan RSCM Jakarta pada 30 agustus lalu, dan yang saat ini yaitu antara RS Unud dengan RS Ngoerah. Kami yakin keduanya berjalan dengan sukses dan hasilnya sangat baik,” imbuhnya.

Senada, Prof. Dr. dr. Dewa Putu Gede Purwa Samatra, SpN(K), Direktur RSPTN Universitas Udayana mengatakan, punya komitmen yang sama untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

Pihaknya mendukung adanya pengadaan teknologi terbaru yaitu operasi telerobotik. Inovasi ini adalah bentuk konkrit kemajuan dunia kedokteran di Indonesia agar mampu meningkatkan dan mempercepat kesembuhan pasien.

“Kami tentu berharap teknologi ini bisa segera diaplikasikan secara luas di seluruh Indonesia agar pemerataan kesehatan terlaksana, serta mampu meningkatkan kualitas hidup pasien,” kata dia.

Operasi telerobotik sendiri merupakan sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, yang akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time.

Teknologi operasi telerobotik ini ke depannya akan bisa digunakan untuk lebih banyak jenis pembedahan, tidak hanya kasus urologi, tetapi juga bedah digestif, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), obgyn, dan lain-lain.

Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD, Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia (Perkumpulan Robotik Medik Indonesia) menjelaskan, Indonesia sendiri sudah mampu menjalankan operasi robotik untuk kasus yang kompleks seperti prostatektomi radikal.

Selain itu, bedah robotik juga dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal. Di bidang urologi saja, sejauh ini sudah ada 26 operasi yang dijalankan secara robotik (2 di antaranya adalah telerobotik). Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf.

Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik. Hanya saja, untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh (menjadi operasi telerobotik), perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil, di mana syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS, kecepatan internet diatas 50mbps dan jitter < 10 mS,” jelas dr. Prof. Rizal.

Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K-Onk), Ph.D, Ketua Kolegium Urologi Indonesia juga turut menjelaskan, contoh berikutnya ada pada kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), jumlah peserta BPJS di pulau Jawa yang terdiagnosis sepanjang 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien.

Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan. Sehinga, apapun kemajuan pengobatan dan teknologi di bidang ini tentu harus menjadi perhatian khusus. W-009

 

Next Post

Indikasi Perbuatan Melawan Hukum Menguat, Kasus Dugaan Penyimpangan Dana Komite SMKN 1 Klungkung Berlanjut

Kam Sep 5 , 2024
Kasus dugaan penyimpangan pengelolaan dana komite di SMK Negeri 1 Klungkung terus bergulir. Kejaksaan Negeri Klungkung kembali memeriksa 3 saksi baru, Kamis (5/9/2024).
IMG-20240905-WA0037

Berita Lainnya