Revitalisasi Sungai Wos: Inovasi Tim PkM Unmas Angkat Pesona Wisata Asasuka Tubing di Desa Celuk

IMG-20250416-WA0001
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar hadir membawa inovasi dan solusi nyata: menciptakan alat penggiring sampah (yang kemudian diberi nama Turbinmas), serta merenovasi saluran irigasi demi mendukung keberlanjutan wisata air.

GIANYAR-fajarbali.com | Desa Celuk yang selama ini dikenal sebagai sentra kerajinan perak di Kecamatan Sukawati, kini mulai memancarkan pesona baru melalui wisata alamnya. 

Salah satu yang tengah naik daun adalah wisata air Asasuka Tubing, yang memanfaatkan keindahan aliran Sungai Wos sebagai jalur petualangan seru.

Namun di balik keindahan alam yang ditawarkan, kondisi sungai yang masih tercemar oleh sampah menjadi tantangan tersendiri. 

Merespons persoalan tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar hadir membawa inovasi dan solusi nyata: menciptakan alat penggiring sampah (yang kemudian diberi nama Turbinmas), serta merenovasi saluran irigasi demi mendukung keberlanjutan wisata air ini.

“Inovasi ini sangat kami apresiasi. Tim PkM tidak hanya datang mengamati, tetapi benar-benar memberikan solusi nyata dan mempercantik lingkungan wisata kami,” ungkap Agung Oka Widnyana, Pelaksana Operasional Unit Desa Wisata Celuk.

Turbin penggiring sampah yang dirancang oleh tim PkM Unmas Denpasar, yang diketuai oleh Putu Diah Kumalasari, S.E., M.Si., ini, memanfaatkan energi fluida dari air sungai dan mengubahnya menjadi energi mekanik yang menggerakkan alat untuk mengumpulkan dan menggiring sampah ke satu titik. 

Alat ini tak hanya fungsional, tetapi juga menjadi simbol upaya konservasi lingkungan yang inovatif dan aplikatif.

Tak berhenti di situ, tim juga membangun penyangga saluran irigasi yang estetis dan kokoh. 

Dibuat dari beton bertulang, struktur ini tidak hanya mendukung fungsi irigasi, tetapi juga memperindah jalur tubing yang dilewati wisatawan.

Hal ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kenyamanan dan daya tarik visual dari wisata Asasuka Tubing.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari perangkat desa, pengurus BUMDes, hingga kepala desa. Semangat kolaboratif dan partisipatif ini menjadi bukti bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata yang berkelanjutan.

BACA JUGA:  Dorong Geliat Pariwisata, Trans Studio Bali "The Most Instagramable Theme Park in the World" Kembali Buka di Desember 2022

“Kalau boleh saya bandingkan, kalian adalah yang terbaik di antara yang baik. Ketika datang dan berkarya di Celuk, kami benar-benar merasakan dampaknya, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga sungai,” tambah Agung Oka.

Melalui program bertajuk “Pemberdayaan BUMDes Asasuka Tubing Barong Cave’”, kegiatan pengabdian ini tidak hanya menjadi contoh sukses transfer ilmu dari kampus ke masyarakat, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong dalam mengembangkan pariwisata berbasis alam yang ramah lingkungan.

Dengan langkah-langkah konkret ini, Desa Celuk kian siap menyambut wisatawan dengan wajah baru: bersih, indah, dan berdaya. (rel)

Scroll to Top