Rentetan Hari Raya Keagamaan dan Pandemi Pengaruhi Ketersediaan Darah

(Last Updated On: 17/04/2022)

DENPASAR-fajarbali.com | Persediaan darah pada Unit Transfusi Darah di Bali semakin menipis. Palang Merah Indonesia (PMI) Bali mensinyalir kondisi itu akibat masih adanya pandemi Covid-19, selain itu sejumlah faktor termasuk kegiatan vaksinasi Covid-19 dan rentetan hari raya keagamaan serta bulan puasa juga mempengaruhi ketersediaan darah.


Kasubid Humas Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali, I Made Geria Arnita mengatakan, rata-rata penggunaan darah pada UTD PMI Bali mencapai 100 hingga 120 kantong per hari, sehingga per bulan diperlukan minimal 3 ribu kantong darah. Namun fenomena saat ini, stok darah justru semakin menipis dikarenakan ada trend penurunan jumlah pendonor sukarela.

Menurut Geria penyebab hal tersebut diantaranya wabah Covid-19 yang belum usai, kegiatan vaksinasi, termasuk hari raya keagamaan dan bulan puasa.

“Kami memang agak kewalahan untuk penyediaan stok darah karena pengaruh Covid-19 karena kegiatan berkerumun belum dibolehkan, kedua karena ada kegiatan vaksinasi sehingga ada beberapa pendonor belum boleh berdonor sebelum 14 hari, kemudian yang ketiga juga disebabkan adanya hari raya keagamaan dan bulan puasa. Mereka yang berpuasa biasanya berdonor setelah buka puasa pada malam hari,” ungkapnya saat ditemui, Rabu (21/4/2021).

Baca juga :
Bupati Sanjaya Hadiri Rangkaian Upacara Pemelaspasan dan Pujawali di Pura Puseh Abian Tuwung
Ketua MPR RI Puji Nilai-Nilai Pluralisme di Jembrana Terjalin Baik

Geria menuturkan, beberapa upaya yang kini dilakukan untuk tetap mengakomodir kebutuhan darah bagi masyarakat diantaranya menambah jam pelayanan UTD dari semula sampai jam 7 malam menjadi 9 malam, sehingga warga yang menjalankan ibadah puasa tetap dapat berdonor di malam hari pasca berbuka. Sementara bagi masyarakat yang mengikuti program vaksinasi Covid-19, berdasarkan regulasi terbaru, tetap dapat mendonorkan darah asalkan lewat dari 14 hari setelah mendapat vaksin injeksi kedua.

“Dua minggu setelah vaksinasi kedua baru boleh berdonor darah lagi, itu sesuai aturan terbaru saat ini, sehingga kami perlu mensosialisasikan kembali kepada masyarakat,” terangnya.

Senada dengan Geria, Kepala Unit Transfusi Darah RSUP Sanglah, Dr. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K) juga menyatakan hal yang sama. Dirinya mengatakan, stok darah terpengaruh dengan adanya rentetan hari raya, baik itu Galungan, Kuningan, dan Puasa. Selain itu, kegiatan vaksinasi juga mempengaruhi stok darah.

“Sempat ada golongan darah yang kosong seperti golongan darah AB. Kami masih banyak mengandalkan bantuan donor pengganti dari keluarga pasien. Beberapa dari pegawai RSUP Sanglah beserta keluarga dan dokter residen juga mendonorkan darahnya untuk menambah ketersediaan darah. Di UTD RSUP Sanglah dibutuhkan sekitar 80-100 kantong per hari, dominan produk pack Red cells (PRC) golongan darah O,” ucapnya.

Mulyantari menegaskan, bahwa saat bulan puasa kegiatan donor darah aman dilakukan selama persyaratan donor terpenuhi. Pengambilan donor bisa dilakukan pada malam hari setelah berbuka puasa. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bupati Mahayastra Turut Mengukir Relief Pura Beji Beji Dalem Jantur, Cikal Bakal Lahirnya Desa Mas, Ubud

Sel Mei 18 , 2021
Dibaca: 15 (Last Updated On: 17/04/2022)GIANYAR-fajarbali.com | Bupati Mahayastra didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra melihat proses pembuatan ukiran relief di Pura Beji Dalem Jantur Desa Mas Ubud, Senin (17/5/2021) pagi.  Save as PDF

Berita Lainnya