Rektor UPMI Prof. Suarta Akui Punya Kesamaan Visi dengan Gubernur Terpilih Wayan Koster 

IMG-20250206-WA0008
Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum.

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Rektor Universitas PGRI Mahadewa (UPMI) Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., mengaku memiliki kesamaan visi dengan Gubernur Bali Terpilih 2025-2030, Dr. Ir. Wayan Koster, MM. 

Kesamaan visi tersebut khususnya dalam hal melestarikan budaya Bali. Bahkan jauh sebelum politisi PDI Perjuangan itu masuk radar calon gubernur.

"Saya kenal Pak Koster sudah lama. Lebih intens lagi saat beliau di Komisi X. Beliau banyak membantu perguruan tinggi, termasuk kami di UPMI, dulu masih bernama IKIP PGRI Bali," ungkap Suarta, di Denpasar, Kamis (6/2/2025).

"Jika kami ke Jakarta untuk urusan kampus, ada kendala, kami hubungi beliau. Pasti difasilitasi. Sekali lagi ini atas nama kepentingan institusi bukan pribadi," imbuhnya. 

Namun menurut dia, pengalaman paling berkesan adalah saar Suarta CS tampil membawakan kesenian arja di Jakarta. Saat itu, Koster bertanya berapa honor sekaa arja sekali pentas. 

Setelah diberitahu, kenang Suarta, Koster mengerutkan dahi. "Pak Koster bilang 'kok murah banget itu?'. Sudah nanti saya tambah'. Benar saja, setelah pentas kami dikasi bonus dua kali lipat dari tarif," kenangnya. 

Sejak saat itulah, Suarta memiliki keyakinan bahwa Koster adalah sosok putra Bali yang sangat peduli budaya. Ia dinilai tahu bagaimana cara menghargai seniman. Yang membuat Suarta terkesan bukan jumlah bonusnya tetapi komitmen Koster dalam melestarikan budaya Bali.

Jadi, sambung Suarta, apa yang dilakukan Koster membuktikan bahwa bahasa Bali pun bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Bukan hanya dengan bahasa asing. 

"Poinnya bukan bonus tetapi komitmennya. Itu yang bikin saya kagum," imbuh dia.

Hubungan baiknya dengan tokoh asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng itu pun terjalin sampai saat ini. Bahkan beberapa kali Koster berkunjung ke Kampus UPMI Jl. Seroja, Denpasar untuk berbagai kepentingan terutama kuliah umum. 

BACA JUGA:  Dibuka Secara Virtual Presiden Jokowi, Wabup Suiasa Hadiri Pembukaan PKB XLIII di Art Center Denpasar

Setelah terpilih sebagai Gubernur Bali 2018-2023 berpasangan dengan Cok Ace, UPMI pun merasa mendapat angin segar dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 mengatur tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra Bali dan peraturan lain. 

"Kami tentu tegak lurus dengan pemerintah. Apalagi di UPMI kami jauh lebih dulu mengelola Prodi Pendidikan Bahasa Daerah. Sebuah prodi sakral yang kami rawat selamanya," ujarnya. 

Kemudian di periode kedua kepemimpinan Koster-Giri Prasta, Suarta berharap dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, pasangan ini lebih memperkuat fondasi pembangunan Bali 100 tahun kedepan.

Kini pada periode kedua 2025-2030, Gubernur Koster akan memperkuat penerapan setiap program pro krama Bali, budaya seni, tradisi, dan alam Bali.

"Semua yang telah beliau lakukan bukan semata untuk dirinya. Melainkan untuk anak cucu krama Bali sebagai penerus pembangunan Pulau Dewata.Gubernur Koster ingin Bali ajeg dengan tatanan menjaga keharmonisan dan kesucian budaya dan alam Bali," kata Suarta.

Lebih lanjut, kata Suarta, Koster selalu konsisten menjalankan tradisi Bali. Komitmen dan keseriusan inilah yang membawanya kembali memimpin Bali periode kedua. 

Krama Bali kembali memercayainya sebagai orang nomor satu di Pulau Dewata. Menurut dia, keyakinan ini telah dianalisa dan diprediksi tokoh pendidikan di Bali jauh hari sebelum proses pemilihan Gubernur Bali 2024.

Scroll to Top