DENPASAR-fajarbali.com | Pengumuman kelulusan selalu menjadi hal yang dinantikan oleh para siswa, khususnya SMA/SMK. Biasanya acara kelulusan dirayakan dengan corat-coret seragam dan konvoi keliling menggunakan kendaraan bermotor. Tak jarang, aksi konvoi dijalan dianggap mengganggu ketertiban dijalan raya, bahkan bisa membahayakan para pengendara lain, terlebih para siswa itu sendiri.
Seperti yang telah terjadi, ada tiga siswa yang terpaksa masuk dan dirawat di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) akibat kecelakaan yang terjadi di kawasan Sanur, Sesetan, dan Serangan Denpasar. Ketiga siswa tersebut mengalami patah tulang bagian kaki, patah jari tangan, dan luka robek.
Menyikapi kejadian tersebut, DPRD Bali langsung memberikan respon. Melalui Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta, pihaknya sangat menyayangkan sikap dari para siswa yang masih melakukan konvoi, corat-coret, hingga ugal-ugalan di jalan raya pasca pengumuman kelulusan.
Menurutnya, pengumuman kelulusan tak harus dirayakan dengan cara seperti itu. Apalagi membuat kebisingan dan mengganggu ketertiban di jalan. Disatu sisi, kebut-kebutan dijalan akan membuat keluarga resah. Disamping itu juga membahayakan pengendara lain.
“Belajar yang giat dan tekun, sudah bisa lulus dan semestinya bersyukur dan harus berpikir maju melangkah kedepan, apa yang mesti dikerjakan guna menatap masa depan,” tandasnya.
Kedepan, pihaknya berharap agar kelulusan tak dirayakan dengan cara konvoi, corat-coret, serta ugal-ugalan dijalan. Apabila hal itu sampai terjadi, dihimbau kepada pihak kepolisian melakukan penertiban, bila perlu melarang. Pihak sekolah juga harus membuat acara dalam rangka pengumuman kelulusan. Misalnya saja dengan melakukan sembahyangan bersama.
Sementara itu, Direktur RSBM dr. Bagus Dharmayasa membenarkan adanya tiga siswa yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSBM. “Ada tiga siswa yang dirawat, satu patah tulang pada kaki dan di lutut, patah di jari tangan dan luka sobek,” terangnya. (her)